Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat SMA Negeri 68, Murisna Helni, menerangkan, masa inkubasi penyakit cacar berbahaya bagi siswa lain. Sehingga, atas permintaan orangtua siswa bersangkutan dan juga sekolah maka diputuskan Disya mengikuti ujian susulan pada pekan depan.
Secara keseluruhan, ujian nasional di sekolah ini berlangsung normal. Tak tampak pula raut ketegangan di wajah para pesertanya. “Lumayan mudah ujian Bahasa Indonesianya,” kata seorang diantaranya, Febi, Senin (18/4).
Sama halnya dengan Tasya. Siswi berumur 16 tahun itu menilai mata pelajaran Bahasa Indonesia cukup mudah dikerjakan. “Saya tidak tegang. Soalnya mudah,” katanya.
Ketegangan juga coba diusir oleh banyak siswa di sekolah berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Intenasional itu dengan menunaikan salat duha di masjid di lingkungan sekolah. Masjid itu ramai saat rehat ujian.
Di SMA unggulan ini pula terdapat dua mahasiswa dari Tim Pemantau Independen dari Universitas Indonesia dan 33 guru pengawas dari sekolah gabungan lain. Helni menekankan, hari pertama ujian nasional tidak ada siswa yang telat. Mereka dilarang membawa telepon genggam saat ujian. "Ke kamar mandi juga tidak boleh," sambungnya.
Siswa IPS pada hari pertama ujian nasional ini dijadwalkan mengerjakan soal Bahasa Indonesia dan Sosiologi. Sementara siswa IPA mengerjakan Bahasa Indonesia dan Biologi.
HERU TRIYONO