TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Hamidin mengakui kepolisian tidak bisa sendirian menyelesaikan masalah tawuran di Johar Baru, Jakarta Pusat. “Masalahnya begitu kompleks, harus ditangani secara komprehensif, tidak bisa polisi menangani sendiri,” kata Hamidin kepada Tempo, Ahad (24/4).
Hamidin mengatakan kehidupan sosial di wilayah padat penduduk itu tidak sehat. “Itu wilayah kumuh,” ujarnya.
Hamidin mengaku pernah melihat bocah-bocah bermain sepak bola pada pukul 02.00 dini hari. “Bocah-bocah itu masih kecil, tapi jam segitu masih main,” katanya.
Hamidin juga berharap para pakar sosial, ekonomi, dan kriminal bisa ikut memikirkan penanggulangan masalah di Johar Baru. Terlebih, tawuran bukanlah satu-satunya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat di sana. “Akar masalah kejahatan juga banyak yang tumbuh, misalnya setiap tawuran pasti dibarengi dengan penjarahan,” ujarnya.
Selama ini, kata Hamidin, polisi telah melakukan berbagai upaya pencegahan ataupun penegakan hukum. “Kami rutin berpatroli. Kalau ada indikasi tawuran, kami menyiapkan pasukan untuk melerai. Kalau tawuran tidak terbendung dan ada tindak pidana, kami tindak secara tegas,” katanya.
Bahkan, Polres Jakarta Pusat juga meminta kepada Pemerintah Kota Jakarta Pusat untuk memasang beberapa CCTV di berbagai titik rawan di Johar Baru. “Wali Kota dan Gubernur sudah menyanggupi,” ujarnya. Menurut Hamidin, CCTV ini bisa membantu polisi mengidentifikasi provokator tawuran.
PUTI NOVIYANDA