TEMPO Interaktif, Jakarta - Menjelang penerapan larangan parkir di bahu jalan di sekitar Jalan Gadjah Mada, Jakarta Pusat, dan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, pada 20 Juni mendatang, nasib juru parkir di kawasan tersebut belum jelas. "Sampai sekarang belum tahu akan dipindahkan ke mana," kata Yadi, juru parkir di Pasar Lindeteves, Jakarta Barat, kemarin.
Koordinator parkir di kawasan tersebut sebenarnya telah bertemu dengan Dinas Perhubungan untuk membahas nasib mereka. "Tapi, belum tahu keputusannya apa," ujar Arif, juru parkir lain. Yang pasti, para juru parkir menolak dipindahkan ke tempat lain.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono menyebutkan bahwa para juru parkir akan dipindahkan ke Pasar Mayestik. Namun, selain jauh dari lokasi tempat tinggal mereka, yang rata-rata dekat Hayam Wuruk-Gadjah Mada, mereka yakin di lokasi tersebut sudah ada kelompok lain yang menjaga. "Nanti malah rebutan lahan lalu bentrok," kata Joni, juru parkir lain.
Arif dan kawan-kawan meminta Dinas Perhubungan juga memikirkan nasib ratusan juru parkir di Gadjah Mada-Hayam Wuruk. "Kami juru parkir tercatat, memakai kartu tanda anggota dan seragam dari dinas. Kami bukan juru parkir liar," Arif menambahkan.
Adapun Wali Kota Jakarta Pusat Saefulloh mengaku belum menerima surat perintah dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta ihwal penerapan parkir off street. Menurut dia, kebijakan parkir off street merupakan kebijakan pemerintah pusat. "Kami (Pemerintah Kota Jakarta Pusat) hanya sebagai eksekutor atau pelaksana kebijakan saja," katanya dalam kesempatan terpisah.
Sementara itu, para pengunjung Lindeteves mengeluhkan kebijakan ini, terutama mereka yang membeli atau mereparasi alat-alat berat. "Repot sekali nanti kalau harus jalan jauh ke tempat parkir," ujar Hardi, 36 tahun, pengusaha bengkel yang mereparasi kompresor.
Namun, bila aturan ini nantinya ditetapkan, ia akan menaatinya. "Jalan keluarnya mungkin nanti mobil-mobil akan menjemput di depan pasar untuk menaikkan barang," ujar Hardi.
Toko penjualan alat berat, seperti alat bengkel dan perlengkapan gedung, memang banyak berada di Pasar Lindeteves. Mayoritas pembeli barang ini memarkir kendaraan mereka di bahu jalan di depan pasar agar mudah menaikturunkan barang.
RATNANING ASIH | INDRA WIJAYA