TEMPO Interaktif, Jakarta - Sepanjang bantaran rel kereta api mulai kolong fly over Jatinegara hingga Stasiun Klender Baru, Jakarta Timur dipenuhi sampah. Ada puluhan lokasi pembuangan sampah (LPS) liar di sepanjang bantaran rel yang membuat lingkungan menjadi kumuh. "Ada sekitar 50 lokasi pembuangan sampah liar," kata Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur, Iwan Sa'ali, Jumat, 17 Juni 2011.
Dia mengaku prihatin dengan kondisi rel kereta yang penuh sampah. Umumnya, ujar dia, tumpukan sampah itu berada di balik pagar tembok yang sengaja dijebol warga. "Bantaran rel seperti menjadi ladang luas untuk pembuangan sampah warga Jakarta maupun Bekasi," tuturnya.
Iwan menginginkan PT Kereta Api menutup pagar tembok yang dijebol itu agar warga tidak membuang sampah lagi di bantaran rel. Untuk mengatasinya, pihaknya melakukan aksi bersih-bersih di sepanjang bantaran rel tersebut hari ini. Aksi itu melibatkan 35 personel dari petugas Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur dan lima seksi kebersihan kecamatan, yakni Pulo Gadung, Cakung, Matraman, Jatinegara, dan Duren Sawit. Petugas memakai peralatan cangkul, garpu, dan keranjang sampah.
Sampah ini kemudian diangkut tiga unit truk sampah dan lima mobil kijang. Seluruh sampah untuk sementara ditampung di TPS Duren Sawit untuk selanjutnya dibuang ke TPA Bantar Gebang, Bekasi.
Menurut Iwan, kewenangan membersihkan sampah di sepanjang bantaran rel ini sebenarnya adalah tugas PT Kereta Api. Ia meminta kepedulian perusahaan BUMN itu untuk membersihkan sampah yang ada di bantaran. "Saya juga mengimbau warga menghentikan membuang sampah di sepanjang bantaran rel kereta," ujarnya.
Dalam catatannya, volume sampah yang ada di bantaran rel ini bisa mencapai ratusan ton. Iwan menduga persoalan ini terjadi karena tidak adanya konsistensi pemerintahan di level bawah untuk mensosialisasikan pada masyarakat. Menurut dia, pihak kelurahan maupun kecamatan harus mengimbau warganya tidak membuang sampah di sembarang tempat.
HERU TRIYONO