TEMPO Interaktif, Jakarta - Saat membuka Jakarta Fair, Kamis dua pekan lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui Ibu Kota Jakarta kian berkembang. Namun, berbagai persoalan masih menghadang. "Ada persoalan ekologi, ada persoalan daya dukung lingkungan," katanya. Presiden meminta agar terus dicarikan solusi.
"Untuk jangka panjang, megapolitan ini harus dimekarkan. The Greater Jakarta," ujarnya, "agar daerah di sekitar Jakarta juga tumbuh."
Sebelumnya, pemerintah mengisyaratkan pola membentuk wilayah baru (memekarkan) Jakarta sebagai solusi di Ibu Kota seiring dengan wacana pemindahan yang sempat mencuat. Beberapa pejabat menyebut Greater Jakarta meniru ibu kota Jepang, Tokyo. Sekarang Jakarta seperti "tersandera" daerah-daerah sekitarnya, seperti Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang. Jutaan orang tinggal di luar Jakarta, tapi tiap hari mereka "menyerbu" Ibu Kota untuk bekerja. Ratusan ribu kendaraan menyesakkan kota. Jakarta tak bisa membangun sistem transportasi massal yang baik tanpa melibatkan daerah pendukung. Inilah saatnya belajar dari Tokyo dan London.
#Greater Tokyo
Wilayah Greater Tokyo (Tokyo Besar) adalah area luas di kawasan Kanto, Jepang, meliputi prefektur Chiba, Kanagawa, Saitama, dan Tokyo (sebagai pusatnya). Menurut catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2007, populasi dari area seluas 13,5 ribu kilometer persegi itu mencapai 35,67 juta jiwa sehingga menjadikannya sebagai kota terpadat di dunia. Definisi Greater Tokyo meliputi satu metropolis dan tiga prefektur.
Cikal bakal Tokyo adalah desa nelayan kecil bernama Edo. Pada 1590, Tokugawa Ieyasu membangun Edo sebagai basisnya dengan jumlah penduduk ratusan jiwa. Saat menjadi shogun pada 1603, kota itu menjadi pusat pemerintahan militer di seluruh negeri. Selama periode satu abad, Edo tumbuh cepat sebagai kota terbesar di dunia dengan populasi satu juta jiwa menjelang abad ke-18 dan de facto sebagai ibu kota Jepang meskipun kaisar tinggal di Kyoto. Pada 1869, Kaisar Meiji berpindah ke Edo atau Tokyo.
Setelah Perang Dunia II, Tokyo dibangun secara besar-besaran. Tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1964 itu selanjutnya bergerak terus, termasuk pembangunan Bandara Internasional Narita pada 1978. Narita mendampingi Bandara Haneda yang sudah lebih dulu berdiri untuk penerbangan domestik.
Pada 1980-an, populasi di area metropolitan saja mencapai 11 juta jiwa. Subway Tokyo dan jaringan rel komuternya adalah salah satu yang tersibuk di dunia, meskipun pada 1990-an Jepang sempat tertimpa resesi ekonomi.
Tokyo masih tampak sebagai subyek pembangunan urban baru yang menggiurkan. Beberapa proyek anyar, termasuk Ebisu Garden Place, Tennozu Isle, Shiodome, Roppongi Hills, Shinagawa Station, dan Marunouchi sebelah Stasiun Besar Tokyo. Beberapa bangunan lama dirobohkan, diganti dengan fasilitas baru hingga ke pinggiran, seperti Omotesanto Hills. Tak terkecuali pembangunan menuju Greater Tokyo yang lebih hijau, terlepas dari problem teranyar krisis radiasi nuklir di area Fukushima, beberapa puluh kilometer di utara Tokyo.
Greater Tokyo sangat mengandalkan jaringan kereta api yang ekstensif buat melayani pergerakan jutaan warganya, yakni jalur kereta super, kereta komuter, subway, monorel, dan trem. Terdapat sekitar 136 jalur rel individual dengan 1.000-1.200 stasiun kereta api. Banyak stasiun bahkan menampung 10 jalur rel.
Di bawah undang-undang Jepang, Tokyo didesain sebagai suatu metropolis. Juga dalam batas-batas administrasi Greater Tokyo, meliputi dua gugusan pulau di Samudra Pasifik di bagian selatan, yakni pulau Izu dan Kepulauan Ogasawara yang membentang lebih dari 1.000 kilometer dari daratan.
Beragam rencana diusulkan untuk pemindahan fungsi-fungsi pemerintahan nasional dari Tokyo ke ibu kota kedua di kawasan lain Jepang untuk memperlambat perkembangan pesat di Tokyo dan merevitalisasi daerah-daerah tertinggal di negeri itu. Namun, semua menjadi kontroversi dan belum tersentuh.
#Greater London
Greater London adalah divisi Pemerintah Inggris tingkat atas yang meliputi London dan sekitarnya. Istilah Greater London, yang dipakai sebelum 1965, merujuk pada suatu daerah dengan berbagai area, lebih besar dari Ibu Kota London dan sering mirip Distrik Polisi Metropolitan.
Konsep tersebut diciptakan pada 1965 serta mencakup Kota London dan 32 biro (distrik) London. Teritori seluas 1.572 kilometer persegi ini punya pendapatan per kapita tertinggi di Kerajaan Inggris. Populasinya tercatat sekitar 7,75 juta jiwa (2009).
Greater London atau sering disebut London Raya muncul seiring dengan tumbuhnya permukiman baru di sekitar London. Serangkaian reformasi pemerintah tidak sepenuhnya menggabungkan struktur politik kota-kota di sekitar London menjadi satu. Di luar batas-batas kota tua, organisasi pemerintah itu masih ada. Puncaknya baru terjadi pada 1965, dengan terbentuknya area administratif Greater London.
Dari perundang-undangan, Greater London digunakan untuk mengukuhkan wilayah London pada 1994, dan sebuah referendum digelar pada 1998. Otoritas Greater London, Majelis London, dan Wali Kota London, yang dipilih langsung, ditetapkan pada 2000 lewat Greater London Authority Act 1999.
Wilayah Greater London tak banyak berubah sejak 1965. Hanya ada sejumlah perubahan kecil dan serangkaian penyesuaian jalur kendaraan di beberapa tempat. Di sana dibangun transportasi massal, seperti subway, yang benar-benar menjadi andalan penduduk kota lantaran tepat waktu, nyaman, dan jumlahnya memadai. Perubahan besar Greater London berikutnya adalah menciptakan London sebagai zona emisi rendah sejak 4 Februari 2008.
Kini London terus berkembang melampaui perbatasan Greater London dan telah menjadi rumah bagi sekitar 9,33 juta warga pada 2005. Menurut Eurostat, London adalah kota terpadat di antara negara-negara Uni Eropa. Bersama Tokyo dan New York, London menjadi kota termahal di dunia.
WIKIPEDIA | BBC | DWI A