TEMPO Interaktif, Jakarta - Penetapan 1 Syawal 1432 H versi pemerintah yang jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011 mendorong para pedagang Pasar Palmeriam, Jakarta Timur, untuk membuka lapaknya lagi. Padahal, tadinya mereka berniat bersilaturahmi hari ini dan baru jualan besok. ”Tadi, tuh, cuma main saja ke pasar. Ternyata banyak yang milih jualan, jadi saya ikut saja jualan," kata Amah, pedagang bumbu di Pasar Palmeriam, Selasa, 30 Agustus 2011.
Hal yang sama dilakukan Sri Lestari, pedagang sayur di bagian luar pasar. Banyaknya calon pembeli yang mencari bahan makanan untuk berbuka mendorong dirinya untuk kembali jualan lagi. ”Daripada sayurannya pada busuk semua kalau baru jualan tanggal 1. Soalnya dari Pasar Induk Kramat Jati belum ada kabar kapan pasokan sayur dari daerah datang lagi,” katanya.
Baca Juga:
Minimnya pasokan, ujar Sri, tak membuat harga sayur naik. Harga tetap sama seperti kemarin dan hari-hari sebelumnya. Hanya saja pilihan untuk memasak sayur belum banyak. “Misal mau memasak sop, buncisnya sudah habis. Kiriman terakhir malam dua hari lalu soalnya,“ katanya.
Selaras dengan Amah dan Sri Lestari, Agung kembali membuka lapak bunga potongnya, tetapi jualannya tak laku hari ini. Dari sekitar tiga ember bunga potong segar yang dijualnya dari pukul 4 pagi belum setengahnya terjual hari ini. “Tadinya mikir Lebaran ditunda orang masih cari bunga seperti kemarin tetapi ternyata sepi," kata Agung.
Padahal, untuk meningkatkan minat pembeli, harga bunga potong segar sudah diturunkan dari biasanya Rp 20-25 ribu/paket menjadi Rp 15 ribu.“Kalau kayak gini jualan, Lebaran tahun ini bukannya balik modal malah rugi. Soalnya keuntungan kemarin, kan, diputar untuk jualan hari ini," kata Agung.
Suasana pasar hari ini cenderung ramai, walau tidak sepenuh kemarin. Namun, beberapa pembeli tampak terlihat asyik mencicipi buah di pasar. “Habis ragu, kalau puasa lagi ternyata 1 Syawal, kan, haram hukumnya," kata Fira Savitri, 27 tahun, warga Palmeriam, yang datang bersama kedua anaknya.
ARYANI KRISTANTI