Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tuntut Ganti Rugi Lahan, Warga Segel Gedung Sekolah

image-gnews
Ilustrasi penyegelan sekolah. TEMPO/Tony Hartawan
Ilustrasi penyegelan sekolah. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO Interaktif, Tangerang - Sebuah keluarga yang mengklaim sebagai ahli waris lahan Sekolah Dasar Negeri Ciledug Barat, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, menyegel sekolah tersebut, Senin 5 September 2011. Penyegelan gedung sekolah dasar ini merupakan buntut dari permasalahan lahan yang tak kunjung selesai.

Sebagai ahli waris, pihak keluarga pemilik lahan menuntut Pemerintah Tangerang Selatan membayar ganti rugi lahan sekolah dasar yang dibangun di atas lahan mereka. "Kami sudah berikan waktu kepada Pemerintah Tangerang Selatan untuk membayar, tapi sampai sekarang belum juga dibayar. Makanya kami segel saja sekolah ini," kata Fariz, warga Kelurahan Benda Baru RT 05/01 yang mewakili keluarga pemilik lahan, saat ditemui di lokasi, siang ini.

Sekitar 10 orang menyegel pintu gerbang sekolah dan setiap pintu ruangan kelas dengan papan dan kayu balok direkatkan dengan paku. Termasuk setiap sudut jalan menuju dalam sekolah dan otomatis akses tersebut terisolasi. Aksi ini praktis membuat delapan ruangan SD Negeri Ciledug Barat, Pamulang, tersegel. Kondisi gedung masih sepi karena kegiatan belajar-mengajar baru dimulai pada 7 September 2011, usai libur Lebaran.

Penyegelan sekolah yang didampingi ahli waris lainnya itu juga diiwarnai aksi mencoret tembok bagian depan sekolah dengan tulisan "Sekolah Disegel, Milik Ahli Waris". "Kami lakukan penyegelan secara penuh, termasuk ruang kelas, agar tidak bisa digunakan belajar. Supaya pemerintah dapat menetapi janjinya," kata Fariz.

Ketika disinggung penyegelan tersebut dapat mengganggu proses belajar-mengajar. Fariz menambahkan pihaknya sudah beberapa kali bertemu dengan Dinas Pendidikan. Hanya, pertemuan tersebut tidak pernah membuahkan hasil. "Kami sudah terlalu lama menunggu dan sampai sekarang janji pembayaran yang kami dapat, tapi waktunya tidak pernah jelas. Maka, keluarga memutuskan untuk menyegel," katanya.

Menurut Fariz, gedung sekolah yang dibangun sejak 32 tahun lalu itu berdiri atas lahan seluas 1.650 meter yang diklaim menumpang di atas lahan milik keluarga Liman bin Mihad dengan girik Nomor 370 Persil 36 S III. Kemudian tanah itu diberikan kepada ahli warisnya, yakni Mihad, Alim, dan Jaudin.

Keluarga sudah bertahun-tahun menunggu ganti rugi lahan, tapi selama menunggu pembayaran, lahan milik keluarga Liman mengalami pengurangan sebanyak 615 meter dan diketahui sudah menjadi milik orang lain. "Jadi, lahan yang digunakan untuk gedung sekolah sebanyak 1.035 meter. Sedangkan 615 meter sudah milik orang lain. Padahal, keluarga tidak ada yang pernah menjualnya," katanya.

Pada awal 2009, keluarga mengajukan permohonan kepada Lurah Benda Baru tentang penyelesaian pembayaran sebidang tanah yang luasnya 1.035 meter. Saat itu, Kecamatan Pamulang, Kelurahan Benda Baru, Kepala Bagian Pertanahan Tangerang Selatan, serta Kepala Sekolah SDN Ciledug Barat dan guru melakukan pengukuran ulang luas lahan milik keluarga Liman dan ternyata hanya 1.035 meter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengakui adanya penyegelan gedung sekolah dasar Ciledug Barat oleh warga yang mengaku ahli waris tanah tempat sekolah itu berdiri karena belum ada pembayaran  ganti rugi lahan.

Kepala Bagian Pertanahan Tangerang Selatan Heru Wibisono berjanji akan membayar lahan pada bulan April dengan harga di bawah Rp 1 juta. "Tapi, saya tidak mendapat penjelasan hingga sekarang. Maka, dengan adanya wali kota terpilih, permasalahan ini agar selesai dan tidak berkepanjangan," katanya.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Tangerang Selatan Mathodah mengatakan lahan Sekolah Dasar Ciledug Barat adalah milik pemerintah. ”Ini bisa kami buktikan dengan surat-surat kepemilikan yang legalitasnya bisa dipertanggungjawabkan,” katanya. Mathodah yang menyesalkan aksi penyegelan tersebut menyatakan saat ini pihaknya sedang melakukan rapat koordinasi dengan Wali Kota untuk menyiapkan berkas. "Kami sudah siapkan berkasnya untuk menjadi rujukan sebagai bukti bahwa lahan tersebut milik Pemerintah Tangerang Selatan," katanya.

Dinas Pendidikan Tangerang Selatan berharap masalah lahan ini dapat diselesaikan sebelum siswa-siswi sekolah itu masuk pada Rabu mendatang agar kegiatan belajar dan mengajar tidak terganggu.

Meski mengklaim tanah tersebut sah milik pemerintah, Dinas Pendidikan Tangerang Selatan masih membuka perundingan soal ganti rugi lahan. Pemerintah Tangerang Selatan bersedia mengganti rugi asalkan harga tanah di bawah Rp 1 juta per meter. Hingga saat ini pemilik lahan belum bersedia dan tetap menuntut ganti rugi di atas Rp 1 juta per meter.

JONIANSYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies Baswedan Janji Audit Pembebasan Lahan di Kampung Baru

23 November 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) diajak berfoto dengan warga usai mengunjungi tenda pengungsian korban rumah ambles di Pademangan, Jakarta Utara, Selasa, 20 November 2018. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Anies Baswedan Janji Audit Pembebasan Lahan di Kampung Baru

Anies Baswedan telah mengunjungi permukiman penduduk di di Kampung Baru, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur pada 21 November 2018.


Anak Buah Jadi Tersangka, Anies Baswedan: Dia Masih Kepala Dinas

30 Agustus 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melantik sejumlah wali kota Jakarta, Bupati Kepulauan Seribu, dan pejabat tinggi DKI di Balai Kota Jakarta, 5 Juli 2018. Wali Kota Jakarta Pusat diisi Bayu Megantara, Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali, Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar, Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi,  Wali Kota Jakarta Utara Syamsudin Lologoa, dan Bupati  Kepulauan Seribu Husien Murad. Tempo/Amston Probel
Anak Buah Jadi Tersangka, Anies Baswedan: Dia Masih Kepala Dinas

Anies Baswedan menyatakan akan patuh jika ada aturan yang mengharuskan Kepala Dinas Sumber Daya Air Teguh Hendarwan dinonaktifkan.


Sengketa KAI-Kemenhub, BPN Ukur Ulang Lahan di Stasiun Depok Baru

19 Desember 2017

PT KAI dan Ditjen Perkeretaapian saling klaim atas lahan kosong di Stasiun Depok Baru, Jumat, 8 Desember 2017. (Tempo/Irsyan Hasyim)
Sengketa KAI-Kemenhub, BPN Ukur Ulang Lahan di Stasiun Depok Baru

Berulang kali disengketakan KAI dan Kemenhub, BPN berencana mengukur lahan seluas 7.000 meter persegi, yang berada di Stasiun Depok Baru.


Pemilik Lahan Menutup Gerbang, Aktivitas Lotte Mart Bekasi Lumpuh  

23 Mei 2017

TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pemilik Lahan Menutup Gerbang, Aktivitas Lotte Mart Bekasi Lumpuh  

Gerbang pusat perbelanjaan Lotte Mart di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, diblokade orang yang mengklaim sebagai pemilik lahan.


Masyarakat Menang Perkara Lahan Melawan TNI AL

11 April 2017

Ilustrasi. TEMPO/ Ali Said
Masyarakat Menang Perkara Lahan Melawan TNI AL

Dalam proses persidangan, masyarakat berhasil memenangkan perkara atas tanah seluas 117 hektare melawan TNI AL Lantamal 1 Belawan.


Jaksa Agung Bantu Tri Rismaharini Hadapi Sengketa Pemkot Surabaya

11 Maret 2017

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini saat menjadi saksi dalam pengelolaan biaya pendidikan yang diambil alih Pemprov Jawa Timur yang di perkarakan di Mahkamah Konstitusi - Jakarta, 8 Juni 2016. TEMPO/Amston Probel
Jaksa Agung Bantu Tri Rismaharini Hadapi Sengketa Pemkot Surabaya

Jamdatun memerintahkan Jaksa Pengacara Negara untuk membuat kajian hukum untuk menentukan langkah yang bisa ditempuh Pemkot Surabaya.


Masyarakat Klaim Lahan di Kawasan Taman Nasional Bromo  

23 Februari 2017

Warga Tengger beristirahat usai berladang menikmati pemandangan alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Lava View, Cemorolawang, Bromo, Jawa Timur, Jumat (3/8). TEMPO/Subekti
Masyarakat Klaim Lahan di Kawasan Taman Nasional Bromo  

Sebanyak 12 warga sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengklaim lahan di dalam kawasan seluas sekitar 12 hektare.


Kalah di Pengadilan, Petani Ini Dibui 8 Tahun Denda Rp 10 M

18 Januari 2017

Ilustrasi. TEMPO/ Ali Said
Kalah di Pengadilan, Petani Ini Dibui 8 Tahun Denda Rp 10 M

Para petani mengaku telah menggarap tanah itu sejak 1967,
ketika HGU lahan selesai dikelola oleh NV Seketjer Wriginsari.


Konflik Lahan di Manggarai Barat, 2 Orang Dibunuh

18 Januari 2017

AP/Rebecca Blackwell
Konflik Lahan di Manggarai Barat, 2 Orang Dibunuh

Mengetahui dua rekannya diserang, Hironimus berlari menuju
pantai untuk menghindari kelompok tersebut.


Konflik Tanah Lawan Keluarga Besar USU, Petani Lapor Kontras

10 Januari 2017

ANTARA/Yusran Uccang
Konflik Tanah Lawan Keluarga Besar USU, Petani Lapor Kontras

Para petani mengalami teror berupa pengrusakan dan pembakaran posko KT-AEAB pada jumat, 6 Januari 2017.