TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya telah membebaskan empat suporter sepak bola yang kedapatan menyulut dan membawa petasan pada laga sepak bola Indonesia melawan Bahrain yang berlangsung Selasa malam, 6 September 2011. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, menyatakan kepolisian tidak menjerat keempat pemuda tersebut dengan pasal pelanggaran hukum. Namun keempatnya akan dilibatkan dalam upaya pencarian pelaku sebenarnya.“Mereka diminta mengidentifikasi penjual petasan jika pertandingan sepak bola serupa diadakan kembali,” kata Djafar di Markas Polda Metro Jaya hari ini, Kamis, 8 September 2011.
Sebelumnya keempat pelaku yang berinisial AD, 21 tahun; IRU, 21 tahun; AS, 18 tahun; dan HR, 15 tahun ditangkap polisi saat laga berlangsung. Mereka kedapatan membawa kembang api dan petasan. Dua orang di antaranya mengaku membeli petasan di luar stadion, sedangkan dua orang lainnya mengaku membelinya di dalam stadion dari seorang pria yang menyembunyikan petasan di balik jaket hitam.
Menurut Djafar keempat pemuda tersebut datang dari berbagai macam latar belakang. “Ada yang siswa SMA, mahasiswa, dan pegawai swasta,” katanya. Polisi telah memanggil orang tua masing-masing. Mereka juga sudah tuntas membuat berita acara pemeriksaan. Kepada polisi, keempat pemuda tersebut mengaku menyesal telah menyulut dan membawa petasan. Mereka menyalakan petasan dan kembang api lantaran kecewa melihat penampilan tim nasional yang dikalahkan Bahrain 0-2. “Tapi, mau menang atau kalah mereka nyalakan juga,” ujarnya.
Sebelumnya Ketua Umum PSSI Djohar Arifin menuding pelaku penyulut petasan sebagai penghkianat bangsa. Akibat perbuatan itu Indonesia terancam tak bisa melaksanakan pertandingan internasional berikutnya.
ANANDA BADUDU