TEMPO Interaktif, Jakarta - Polisi menyita sembilan replika kepala kerbau dan sembilan topeng Pinokio dalam aksi unjuk rasa bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat, 9 September 2011. "Semuanya sudah diambil polisi, namun kami masih punya kerbau paling besar, namanya 'raja kebo ngamuk', besok akan kembali kami bawa ke Istana," ujar koordinator aksi, Yosep Rizal.
Dalam aksi tersebut semua atribut yang menggambarkan sosok Presiden Yudhoyono langsung diamankan polisi begitu pengunjuk rasa mendekat Istana Negara. "Padahal gambar itu enggak bakal apa-apa," ujar Rizal.
Rizal menyatakan kepala kerbau dan Pinokio menggambarkan lambannya pemerintahan Presiden Yudhoyono dalam mengurusi masyarakat, padahal masyarakat menaruh harapan kepadanya. "Kerbau dan Pinokio itu sebagai simbolisasi pemerintahan yang lamban dan dungu," ujarnya.
Aksi yang dilakukan sekitar 20 aktivis Pecat itu dihadang polisi . Polisi juga menyita selembar foto setengah badan Presiden seukuran orang dewasa serta beberapa spanduk. Bahkan, sembilan replika kepala kerbau dari bahan karton yang diangkut menggunakan taksi diberhentikan polisi untuk selanjutnya diangkut ke dalam truk milik polisi.
Hingga sore tadi polisi masih berjaga di depan Kantor Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta depan Istana Negara.
Sehari sebelumnya demo di depan Istana juga digelar. Demo itu nyaris ricuh saat petugas memukuli pengunjuk rasa yang merangsek maju ke Istana. Para pengunjuk rasa mengusung tema mengusut tujuh tahun kematian aktivis Hak Asasi Manusia Munir.
JAYADI SUPRIADIN