TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan belum menerima laporan soal bentrokan antara anak SMA Negeri 6 Jakarta dan wartawan dalam unjuk rasa wartawan pada Senin pagi, 19 September 2011. “Untuk sementara saya belum bisa berkomentar karena belum mendapat laporan,” kata Taufik kepada Tempo, hari ini, Senin 19 September 2011.
Taufik berharap wartawan dan sekolah dapat menyelesaikan masalah melalui mediasi tanpa kekerasan. “Saya juga minta sekolah agar dapat berkomunikasi dengan baik dengan wartawan atau masyarakat.” Sekolah, kata Taufik, seharusnya menjadi tempat untuk menumbuhkan bibit persaudaraan, bukan kekerasan.
SMAN 6 dan 70 di Bulungan, Jakarta Selatan, beberapa kali terlibat tawuran. “Harus ditelusuri, benar anak SMA, alumni, atau bukan. Karena kejadian selalu di luar jam sekolah bahkan tengah malam.” Tawuran itu, kata Taufik, terjadi karena banyak faktor. “Itu bukan single factor, dan itu harus ditelusuri.”
Taufik menyayangkan peristiwa tawuran yang berulang kali terjadi. Ia mengaku telah meminta sekolah untuk meningkatkan ketahanan sekolah. Ketahanan sekolah bisa diperkuat dengan mengadakan pembinaan melalui pelajaran di dalam kelas ataupun lewat ekstrakurikuler. Anak SMA Negeri yang sering tawuran, kata dia, tidak semua siswa. “Tak kurang dari lima persen, tapi biasanya bawa nama sekolah.”
Senin pagi terjadi bentrokan antara wartawan dan siswa SMA Negeri 6. Wartawan berbagai media awalnya melakukan unjuk rasa damai di depan sekolah. Mereka memprotes pemukulan terhadap wartawan Trans 7 oleh siswa SMA Negeri 6, Jumat malam pekan lalu. Unjuk rasa berubah menjadi bentrokan ketika siswa keluar dari sekolah dan menyerang wartawan.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI