TEMPO Interaktif, Jakarta -- PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) memutus sambungan air ilegal di kawasan Kali Jodo, Jalan Kepanduan, Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara, kemarin. Dengan menggunakan backhoe, petugas menggali dan memutus pipa utama yang berdiameter 600 milimeter. "Warga di sana mencuri air," kata Manajer Komunikasi Palyja Meyritha Maryanie.
Akibat pencurian air ini, dia melanjutkan, pasokan air Palyja ke wilayah utara, khususnya Muara Angke, Muara Karang, dan Pluit, terganggu. Sejak 2006 sampai 2009, kata dia, pihaknya sudah lima kali memutus sambungan air di daerah ini. "Tapi warga tak kapok juga," ia menambahkan.
Pihaknya sudah berupaya mencegah pencurian air dengan menyediakan empat buah tangki untuk warga sejak Mei 2009. "Tapi warga masih tetap mencuri juga," ujarnya.
Berdasar pantauan Tempo, air yang berasal dari Palyja ditampung dalam sebuah bak penampungan yang ditanam di bawah tanah. Menurut petugas pemeriksa dari Palyja, air tersebut ditampung di bak berukuran 2 x 2 meter dengan kedalaman sekitar 2 meter.Bak penampungan ini terletak di belakang permukiman warga.
Untuk mencegah aksi pencurian kembali terjadi, Palyja mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penertiban. "Kami minta Pemprov menindak tegas dan mengharapkan solusi yang komprehensif," ujar Meyritha.
Pihak Palyja menaksir kerugian akibat pencurian air untuk kawasan Kalijodo mencapai Rp 15 juta. Meyritha menjelaskan, setidaknya ada 3.000 meter kubik air mengalir ke kawasan yang tepat berada di bawah jalan layang tol Jembatan Dua. "Air sebanyak itu cukup memenuhi 100 keluarga," ujarnya.
Pihak Palyja menyebutkan hingga Agustus 2011 ada 344 kasus sambungan ilegal yang dilakukan oleh non-pelanggan. Sedangkan jumlah kasus pencurian air oleh pelanggan sebanyak 1.390 kasus.
Meyritha mengaku pihaknya kesulitan mengawasi jaringan pipa air bersih. Disebutkan ada 1.300 kilometer jaringan pipa utama Palyja yang terbentang di wilayah Jakarta. Maraknya sambungan pipa air ilegal yang dilakukan oleh non-pelanggan, kata dia, disebabkan oleh luasnya jaringan pipa ini. "Setidaknya ada lima titik pencurian. Salah satunya di kawasan padat, Pejagalan, Jakarta Utara, ini," ujarnya.
Petugas Palyja lainnya memperkirakan pelaku melubangi pipa air utama Palyja dengan menggunakan tapping, sejenis alat yang mampu melubangi permukaan pipa air. Setelah bocor, air lalu ditampung dengan menggunakan pipa kecil dan selang di sebuah penampungan. Dari situ, air lalu di didistribusikan ke rumah-rumah. Tempo melihat sambungan pipa dan selang-selang berserakan di sekitar bak penampungan air.
Lurah Pejagalan, Joni, mengaku kesulitan mengatasi pencurian air di wilayahnya. "Harus semua pihak bekerja sama," tutur Joni saat ditemui di kantornya di Jalan Teluk Gong, Pejagalan. Ia pun mengaku heran dari mana warga mendapatkan pasokan air dan listrik.
Sebelum pembangunan jalan layang tol, kawasan Kalijodo masuk ke wilayah Kelurahan Pejagalan. "Setelah pembangunan jalan layang tol, kawasan itu sudah milik pihak Jasa Marga. Dan sekarang diisi oleh permukiman yang tidak terstruktur," Joni menjelaskan.
| ADITYA BUDIMAN | AMANDRA MUSTIKA MEGARANI | SITA