TEMPO Interaktif, Jakarta: Mulai hari ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak lagi menjual tiket untuk penumpang berdiri. "Kami hanya menjual tiket sesuai jumlah tempat duduk," kata Kepala Humas PT Kereta Api Daop I Jakarta, Mateta Rizaulhaq pada Tempo, Sabtu, 1 Okotober 2010.
Kebijakan ini dilakukan PT KAI untuk memberi kenyamanan kepada penumpang. Sebelumnya, dari 106 tempat duduk yang tersedia, PT KAI masih menjual tiket berdiri untuk kelas ekonomi. Pada Lebaran tahun ini, jumlah tiket berdiri dibatasi hanya untuk 46 orang orang tiap gerbong. "Uji coba itu kami nilai berhasil, sehingga mulai hari ini kami mantapkan tidak ada lagi penumpang berdiri," ujar Mateta.
Di Stasiun Pasar Senen, penumpang kereta ekonomi yang telah memiliki tiket pun tampak sumringah. Lembaran tiket yang mereka pegang telah mencantumkan nomor kursi. "Biasanya cuma ada nomor gerbong, padahal penumpangnya lebih banyak dari kursi, jadi berebut," ujar Jamilah yang sudah duduk manis di Kereta Matarmaja.
Jamilah hendak ke Malang untuk menengok anaknya yang kuliah di sana. Dia mengaku membeli tiketnya pada Rabu lalu. Harganya tetap Rp 51 ribu untuk perjalanan Jakarta - Malang. "Berangkat jam 2 siang, sampai jam 4 besok pagi," ujarnya.
Penumpang lain, Tuti, juga mengaku senang dengan kebijakan baru PT KAI itu. Sebab, dia tidak perlu lagi berebut tempat duduk dengan penumpang lain. Selain itu dengan adanya kebijakan itu, ruang di gerbong terasa lebih lega. "Biasanya mau ke toilet saja sulit, harus melangkahi banyak orang, padahal perjalanannya 12 jam," kata perempuan yang hendak ke Madiun itu.
Jika Jamilah dan Tuti senang sebab mendapat 'kursi murah', kekecewaan justru dirasakan Erni. Tiba di Stasiun Senen dengan menenteng dua tas besar, warga Tangerang yang berencana ke Kediri ini.
PINGIT ARIA