TEMPO.CO, Jakarta - Puguh Dwi Yanto, 23 tahun, pemuda yang diduga menjadi korban fatal flu burung di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sempat ditolak sejumlah rumah sakit. Puguh meninggal Sabtu malam lalu setelah menderita demam sejak Minggu tepat di hari pertama 2012.
Sriyati, ibu Puguh, mengisahkan, putra kedua dan tiga anaknya itu sempat dirawat selama enam hari di Rumah Sakit Satya Negara. Dari rumah sakit itulah dia mendapat diagnosa penyakit maag, sesak nafas, DBD, jantung, dan gejala flu burung pada diri Puguh. Kondisinya memburuk pada Sabtu sore lalu sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Penyait Infeksi Sulianti Saroso.
Tidak mendapat kamar di sana, keluarga mencoba menghubungi Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur. Tidak juga mendapat kamar, Puguh dialihkan ke Rumah Sakit Umum Tangerang yang juga termasuk rumah sakit rujukan bagi pasien flu burung.
Sayang, nyawanya tak tertolong dalam perjalanan menuju rumah sakit itu pada Minggu jelang tengah malam lalu. Kini, keponakan Puguh, Adra Soraya Ramadani, 5 tahun, juga tengah dirawat di Rumah Sakit Persahabatan atas dugaan penyakit yang sama. "Kemarin dia demam, batuk, pilek," kata Sriyati
Puguh tinggal di sebuah rumah dua lantai di Jalan Baru Ancol Selatan RT 10 RW 06 No 30 Sunter Agung bersama kedua orang tua, seorang kakak dan seorang keponakannya. Tak tampak unggas di sekitar rumah Puguh.
Tapi, Puguh yang sehari-hari bekerja sebagai tukang las di bengkel di Sunter Garden, Jakarta Utara, itu memelihara beberapa burung merpati di rumah Ali, tetangganya yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya.
PINGIT ARIA