TEMPO.CO, Jakarta -Ratusan ekor unggas dimusnahkan pada hari pertama sweeping di lima wilayah kota di Jakarta, Selasa 10 Januari 2012. Pemusnahan unggas yang berkeliaran di tengah lingkungan pemukiman itu dilakukan sebagai respons atas munculnya kembali kasus flu burung yang mengakibatkan Puguh Dwi Yanto, 23 tahun, warga Sunter, Jakarta Utara, meninggal Sabtu 7 Januari 2012.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Dzawil, mengatakan ada 327 ekor unggas yang dimusnahkan. "46 ekor burung dara, 225 ekor ayam dan 56 ekor bebek," kata Dzawil, Selasa malam, 10 Januari 2012.
Unggas itu dimusnahkan karena ditemukan berkeliaran. Dasarnya, Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengendalian Pemeliharaan dan Peredaran Unggas. Peraturan yang sama dimaksudkan untuk memutus rantai penularan virus flu burung.
Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, E.K. Kusdiana, mengatakan warga tidak dilarang memelihara unggas asal memenuhi jarak minimal 25 meter. Dalam perda ada enam jenis unggas yang dilarang untuk dipelihara di daerah pemukiman, yakni puyuh, merpati, ayam buras, itik, angsa dan bebek.
Ketentuan jarak itu tidak berlaku untuk unggas sebagai peliharaan kesayangan seperti burung. "Burung hias tidak masalah. Biasanya burung hias dikandangkan, kalau dilepas bisa kabur. Kalau unggas untuk dikonsumsi seperti ayam dan bebek dilepas, itu memudahkan penyebaran virus," ujar Kusdiana.
Operasi unggas masih akan dilakukan hari ini. Warga Jakarta yang yang beternak unggas dan melanggar Perda diberi kesempatan memotong untuk dikonsumsi atau dijual jika tidak ada penyakit. "Kalau pemilik menolak akan diambil paksa," kata Nurhasan, Kepala Seksi Pengawasan Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan.
Satu diantara warga yang unggasnya dimusnahkan adalah Naman, 55 tahun, di Cipayung, Jakarta Timur. Dia pasrah ketika 30 ekor ayam miliknya disembelih petugas. ”Biarin udah. Mau diapain lagi,” ujar dia.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, menyatakan belum mengetahui sumber penularan virus yang menjangkiti Puguh. Namun dia memastikan keponakan Puguh yang kini dirawat di kamar isolasi khusus RS Persahabatan negatif flu burung.
"Belum ada tanda dan laporan adanya anggota keluarga yang juga terjangkit," katanya usai Rapat Koordinasi bidang Kesejahteraan Rakyat, kemarin.
Wakil Menteri Kesehatan, Ali Gufron Mukti, memastikan segera menangani kasus flu burung ini. Tim khusus telah ditunjuk. "Kami lakukan yang lebih profesional dan tentu kita antisipasi ke depannya agar tidak menular ke beberapa orang atau tempat lain," kata dia di Istana Negara kemarin.
Di tempat yang sama, Menteri Pertanian Suswono mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan untuk mengantisipasi adanya indikasi penularan yang lebih luas. Menurut dia, sejauh ini beberapa daerah di Indonesia memang belum bebas dari flu burung.
"Yang penting, masyarakat tidak segan-segan melapor jika ada ayam mati, jangan ditutup-tutupi. Apalagi jika kasusnya ada ayam mati dan yang bersangkutan sakit, informasinya harus lebih cepat lagi," katanya meminta.
TNR | WURAGIL
Berita terkait:
Awas, Flu Burung di Sekitar Kita
Hati-hati, Gejala Flu Burung Mirip Demam Berdarah
Unggas di Sekeliling Rumah Puguh Dimusnahkan
Balita Terduga Flu Burung Dirawat di Rumah Sakit Persahabatan
Puguh Meninggal Dunia karena Tak Dapat Kamar