TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Utomo, dokter jaga yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur saat John Kei dimasukkan ke rumah sakit itu pada 17 Februari 2012 lalu, tidak bersedia menceritakan kondisi John Kei saat itu.
Sampai kini masih belum jelas situasi emosional John Kei sesaat setelah kakinya ditembak polisi dan tubuhnya digotong ke rumah sakit milik Polri itu. "Itu rahasia pasien," kata Utomo ketika ditemui Tempo di ruang IGD RS Polri, Jumat, 2 Maret 2012.
Utomo biasa bertugas setiap Jumat sore hingga dini hari di IGD RS Polri. Dia adalah dokter yang menangani John Kei ketika ia baru tiba di IGD, Jumat malam dua pekan lalu.
Utomo juga menolak bercerita tentang luka John ketika itu. "Soal itu apalagi. Deskripsi luka itu bagian dari pembuktian dalam visum," katanya, "Nanti saya yang akan disalahkan sebagai dokter."
Tepat dua pekan lalu, John Kei dibawa ke RS Polri untuk diobati kakinya. Polisi menembak betis kiri ayah lima anak itu ketika ia dibekuk di Hotel C'One, Pulomas, Jakarta Timur. Jumat malam 17 Februari 2012 lalu.
Sampai hari ini, John masih terbaring di Ruang Tembesu RS Polri dengan penjagaan ketat aparat kepolisian. John jadi incaran polisi sejak dia diduga terlibat dalam pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung, bos PT Sanex Steel Indonesia.
Sesaat sebelum dibunuh pada 26 Januari 2012 lalu, Ayung terdeteksi bercakap-cakap dengan John di kamar 2701 Swiss-Belhotel Jakarta. Kemudian datang belasan anak buah John dan setelah itu jasad Ayung ditemukan tewas penuh luka dan berlumur darah.
ATMI PERTIWI