TEMPO.CO, Jakarta - Geng Motor "Pita Kuning" berjanji tak akan lagi turun ke jalan. Tempo mendapat pernyataan ini dari seorang sumber yang merupakan anggota "Pita Kuning". "Saya dapat informasi operasi ini sudah ditutup, Jumat, 20 April 2012 jam 17.00 WIB," kata anggota Geng Motor Pita Kuning yang menolak disebutkan namanya saat bertemu Tempo, Jumat malam, 20 April 2012.
Menurut sang anggota, "Pita Kuning" terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama jumlah anggotanya lebih besar dan muncul sebagai geng motor, sedangkan kelompok kedua ada di belakang mereka.
Kelompok kedua bertugas mengawasi rekan mereka. Kalau ada kejadian yang tidak mereka inginkan, kelompok kedualah yang membereskan."Kelompok kedua itu tim sweeper. Pangkat anggota sweeper sudah lebih tinggi," ujarnya.
Kasus ini bermula pada saat sebuah truk tak dapat melintasi Jalan Pademangan karena tertutup geng motor. PT DOK Bau Bahari, perusahaan pemilik truk itu, memiliki hubungan dengan salah satu perwira Angkatan Laut.
Setelah mendapat laporan penghadangan truk, sumber itu bercerita, Kelasi Satu Arifin Sirih dan Albert Tabra diutus untuk menyelesaikan masalah. Namun, Arifin malah tewas dikeroyok massa geng motor.
Kecewa dengan penanganan polisi yang lambat, akhirnya mereka membentuk kelompok sendiri.(baca:Aksi Geng Motor karena Polisi Dinilai Lambat )
"Penyerangan terencana. Semua yang kena itu memang target kami," kata sumber Tempo. "Jadi kami tidak bertindak menyapu bersih semua kelompok."(baca:Geng Motor Tak Berencana Membunuh Lawannya)
Aksi penyerangan pun terjadi dan menyebabkan dua orang tewas dan belasan orang lainnya terluka pada 7-8 April dan 13 April 2012 lalu. Di antaranya pada 7 April 2012 dilakukan di SPBU Shell, Jalan Danau Sunter Utara, Jakarta Utara. Dalam peristiwa ini, seorang tewas dan dua lainnya luka berat.
Adapun pada 8 April, penyerangan terjadi di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, yang membuat empat orang menderita luka bacok.
Pada 13 April 2012, ratusan pria itu bergerak dari kawasan Tanjung Priok-Warakas-Salemba-Pramuka. Aksi mereka menyebabkan delapan orang terluka dan satu orang tewas, yakni Anggi Darmawan. Dugaan bahwa mereka tentara muncul dari saksi yang menyaksikan aksi yang terakhir.
Polisi mengklaim telah menangkap lima terduga pengeroyok Kelasi Arifin yang diduga memicu aksi kekerasan. "Tiga lagi masih diburu" kata juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono sendiri telah memerintahkan pengusutan kasus kekerasan geng motor yang melibatkan prajurit militer dipercepat. "Panglima mengatakan harus dipilih dan dipilah. Yang salah katakan salah, yang benar katakan benar," kata juru bicara Markas Besar TNI, Laksamana Pertama Iskandar Sitompul, kepada Tempo, Sabtu 21 April 2012 kemarin.
ANGGRITA | CORNILA DESYANA | MUNAWWAROH