TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Seruni Don Bosco, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Gerardus Gantur, membantah adanya bullying yang dilakukan siswanya saat masa orientasi siswa (MOS). Menurut dia, MOS di sekolah elite tersebut dilakukan pada 16-18 Juli 2012 lalu. "Kejadian itu bukan pada saat MOS," ujar Gerardus kepada Tempo, Jumat 27 Juli 2012.
Dia menjelaskan kronologi kasus ini. Menurut Gerardus, peristiwa dugaan bullying itu terjadi pada Selasa, 24 Juli lalu, sekitar pukul 13.45 WIB, setelah siswa pulang sekolah. Pihaknya menerima laporan bahwa ada siswa kelas X yang diajak nongkrong oleh siswa kelas XII di suatu tempat yang biasa disebut Pertok di belakang BCA Arteri Pondok Indah.
Sebelum sampai ke Pertok, empat siswa baru bersama kakak kelasnya menuju ke suatu tempat yang biasa mereka sebut sebagai Papilon. Di sana ternyata sudah menunggu seorang siswa kelas XII di dalam mobil. “Kemudian empat siswa kelas X masuk mobil dan dibawa ke Pertok," ujar Gerardus.
Saat sampai di Pertok, siswa kelas XII menyuruh siswa kelas X duduk dan menunduk. Dengan muka ditutupi jaket, empat siswa kelas X ditanyai satu per satu. "Dari keterangan korban, mereka ditempeleng, dipukul, dan disundut rokok," kata Gerardus.
Menurut dia, pihak sekolah telah meminta keterangan dari siswa-siswa kelas XII yang diduga ada di lokasi dan korban. Pada Kamis, 26 Juli 2012, pihak sekolah telah mengundang semua orang tua murid yang anaknya menjadi korban bullying tersebut untuk melakukan kecocokan antara keterangan siswa kelas XII yang diduga pelaku dan siswa kelas X yang menjadi korban.
Namun, kata dia, ada beberapa keterangan yang berbeda dan pihak sekolah minta untuk disampaikan kepada kepolisian karena pihak sekolah memiliki keterbatasan. "Tapi ternyata Rabu malam, 25 Juli 2012, sudah dilaporkan ke polisi," ujarnya. Kini, SMA Don Bosco menyerahkan kasus dugaan bullying ini kepada kepolisian.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan telah memeriksa empat korban kasus perploncoan yang diikuti penganiayaan dan pelecehan--biasa disebut bullying--yang melibatkan belasan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Seruni Don Bosco, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat 27 Juli 2012.
Para korban yang diperiksa adalah siswa kelas X sekolah elite tersebut yang namanya disamarkan dengan nama A, 15 tahun, Pi (15), Dd (15), dan Kt (15). Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Hermawan, dari keterangan para korban, diperoleh informasi bahwa, selain dugaan penganiayaan dan pelecehan, ada dugaan penculikan.
Menurut Hermawan, mereka mengaku dibawa keluar dari SMA Don Bosco, kemudian diplonco seniornya di suatu tempat. “Tapi itu harus kami buktikan dulu,” ujarnya, Jumat 27 Juli 2012.
Kasus ini berawal dari seorang siswa baru yang mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di SMA Seruni Don Bosco yang diduga menjadi korban bullying oleh kakak kelasnya. Siswa berinisial A ini mengaku dipukuli dan disundut rokok di sekolahnya oleh kakak kelasnya. Orang tua korban melaporkan kasus kekerasan ini ke Polres Jakarta Selatan, Rabu 25 Juli 2012.
Dari laporan yang masuk, tindakan penganiayaan dan pelecehan diduga dilakukan 18 siswa kelas XII sekolah tersebut. Dari hasil visum, tampak korban dinyatakan mengalami luka pada beberapa bagian tubuh akibat sundutan rokok dan pukulan. “Ditemukan bekas luka memar dan luka bakar di tengkuk leher,” tuturnya.
AFRILIA SURYANIS