TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Hasanudin, memastikan “terminal bayangan” di KM 8 Tol Jatibening, Bekasi, akan steril dari aktivitas turun-naik penumpang bus. Jasa Marga, kata dia, akan menyediaan jalur khusus pemberhentian bus sejak terminal bayangan itu ditutup pada 6 Agustus 2012 lalu.
"Bagi bus yang tetap menaikan atau menurunkan penumpang di jalur utama tol akan ditindak tegas oleh kepolisian," kata Hasanudin ketika dihubungi Tempo, Jumat 10 Agustus 2012.
Menurut dia, pihaknya sudah sepakat dengan Wali Kota Bekasi, Korp Lalu Lintas Polri, dan warga sekitar untuk menertibkan bus yang melewati jalur utama di tol tersebut. Kesepakatannya: tidak ada lagi yang menurunkan atau menaikan penumpang di jalur utama tol, baik angkutan penumpang atau kendaraan pribadi. Jasa Marga telah berkoordinasi dengan Korlantas untuk mengatur lalu lintas agar tidak konflik.
Ia menuturkan alternatif ini disambut baik masyarakat sekitar. “Mereka masih bisa memanfaatkan terminal tapi di jalur arterinya. Yang jelas kegiatan ekonomi mereka tidak terganggu," katanya.
Pemindahan tersebut, menurut dia, dilakukan pada dua jalur. Bagi kendaraan yang menuju ke arah Cikampek, bus atau angkutan umum harus keluar di gerbang Tol Pondok Gede Timur yang berdekatan dengan akses jalan arteri.
Sedangkan untuk bus ke arah Jakarta, kata Hasanudin, Wali Kota akan menyediakan tanah milik pemerintah seluas 4.000 meter persegi yang digunakakan untuk rest area terbatas.
Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Dwi Sigit Nurmantyas mengatakan pihaknya tetap mengatur laju lalu lintas pemberhentian bus. "Kami atur agar tidak menimbulkan kemacetan karena terlalu lama berhenti," kata Dwi, Jumat 10 Agustus 2012.
Menurut dia, solusi yang dilakukan Jasa Marga dengan membuat tempat pemberhentian tersendiri sudah cukup efektif. "Kalau macet pada jam tertentu masih terjadi. Tapi tidak disebabkan karena adanya terminal bayangan," ujarnya.
Pihaknya juga akan mensiagakan anggotanya di Terminal Bayangan tersebut, untuk mengatur lalu lintas agar tetap tertib. "Sebab menjelang arus mudik pasti lebih padat."
Sebelumnya, pada Jumat 27 Juli 2012, warga Kelurahan Jatibening, Pondok Gede, Kota Bekasi, meminta PT Jasa Marga membatalkan penutupan “terminal bayangan” eks gerbang Tol Pondok Gede Timur itu. Sebab penutupan itu akan memutus nadi perekonomian masyarakat.
Sempat terjadi konflik yang memanas. Konflik ini dipicu Jasa Marga yang akan menutup pagar. Pagar di bawah jembatan itu menjadi sumber nafkah sejumlah tukang ojek dan angkutan umum. Memang akses pagar tersebut bukanlah jalur resmi. Mereka diuntungkan dengan ulah pengemudi bus yang menaikkan dan menurunkan penumpang di jalur utama jalan tol tersebut.
ANANDA PUTRI | AFRILIA SURYANIS