TEMPO.CO, Jakarta -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak ingin berlama-lama dalam memutuskan keberlangsungan proyek di Jakarta. Sebut saja Mass Rapid Transit (MRT), monorel, dan enam ruas tol dalam kota Jakarta. Semua proyek itu menunggu kejelasan dari orang nomor satu di Jakarta.
Ketika ditanya tenggat keputusan proyek monorel, dia masih menunggu kejelasan dari pemegang konsorsium. Dia pun tidak ingin mengulur waktu untuk itu. "Bisa saja dalam Desember ini. Kenapa tidak? Kenapa lama-lama?" ujar Jokowi di Jakarta, Ahad, 25 November 2012.
Sampai sekarang, presentasi proyek monorel terus dilakukan. Dia pun masih mempertanyakan kepemilikan tiang pancang yang telanjur dibangun di bilangan Kuningan dan Senayan itu.
Jika sudah mengetahui secara jelas kepemilikan tiang itu, lalu proyek juga visibel secara ekonomis dan teknis, dia pun akan segera memutuskan keberlanjutan proyek tersebut. "Kalau memang sudah gamblang, ya segera diputuskan," kata dia.
Dia ingin segala hal yang telah dikeluarkan sejak pembangunan dimulai pada 2005 hingga sekarang tidak ada yang mubazir. "Tiang yang sudah ada nanti diteruskan. Jangan sampai mubazir. Tapi hitungannya ada sisi hukumnya. Itu yang saya enggak ngerti."
Sama halnya seperti proyek MRT. Dalam proyek ini, Jokowi akan menanyakan keberlangsungan proyek mulai dari segi teknis hingga segi bisnis, seperti besaran harga tiket dan banyaknya penumpang yang bisa ditampung.
Selanjutnya, dia juga ingin mengetahui dari segi finansial, seperti pinjaman perbankan yang akan diterima konsorsium. "Kalau pinjam duit, pinjam dari mana? Jangan saya nanti sudah gedhok iya, nanti setengah main malah enggak jadi lagi," ujar Jokowi.
Memang sampai saat ini belum terdapat pinjaman untuk proyek monorel. Dia pun memastikan proyek akan dibiayai sepenuhnya oleh investor. "Tidak ada APBD," ujarnya.
SUTJI DECILYA
Berita populer:
Video Jokowi Ahok Ditonton 5 Juta Orang
Curhat Arthur Irawan Setelah Dicoret dari Timnas
Pergub Parkir Disomasi David, Jokowi Malah Senang
Sehari dengan Ahok: Woi Hok, Berangkat Lu !
Sehari dengan Ahok: Jangan Buang Jarum di Monas