TEMPO.CO, Jakarta-Banjir dipastikan tetap menjadi masalah utama di Ibu Kota dalam 5 tahun ke depan. Percepatan normalisasi Sungai Pesanggrahan yang dijanjikan Gubernur Joko Widodo dinilai tak akan mengurangi titik-titik banjir yang ada saat ini lebih dari 15 persen.
Kepastian itu terungkap dalam diskusi “Penanganan Bencana di Indonesia” di kantor Kementerian Pekerjaan Umum, kemarin. Disebutkan bahwa berbagai upaya yang dilakukan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sampai 2017 hanya akan mengurangi jumlah titik rawan banjir di Jakarta dari 78 titik menjadi 67 titik.
“Artinya, selama 5 tahun ke depan hanya 11 titik rawan banjir yang akan terbebas dari genangan air,”kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Mohammad Hasan.
Menurut Hasan, setidaknya ada empat langkah yang dilakukan untuk menangani banjir di Ibu Kota, yang sepanjang pekan lalu “sukses” merendam 17 kelurahan. Langkah-langkah itu sudah dimulai pada tahun ini dengan anggaran Rp 650 miliar.
Program tersebut akan dijalankan mulai saat ini hingga 2017. Pada saat itu, diharapkan seluruh infrastruktur telah selesai dibangun. Total nilai anggaran yang disiapkan untuk pembangunan fisik infrastruktur selama 2012-2014 saja mencapai Rp 2,8 triliun. “Ini belum termasuk pembebasan tanahnya,” kata Hasan.
Baca Juga:
Salah satu di antara proyek yang dijalankan itu adalah Kanal Banjir Timur. Menurut Hasan, kanal ini telah mampu menyelesaikan masalah di 16 titik rawan banjir di Jakarta Timur. Tapi itu belum termasuk wilayah Cipinang dan Kampung Melayu.
Padahal, Hasan menambahkan, kedua wilayah itu langganan terendam banjir setiap tahun. “Sampai kini penyelesaian proyek itu masih terhambat pembebasan lahan,” tutur dia.
Program kedua adalah proyek Kanal Banjir Barat. Kanal yang membentang dari Manggarai ke Dukuh Atas—lalu menuju Tanah Abang, Tomang, Grogol, Pademangan, dan berakhir di daerah Pluit—ini diharapkan dapat mengatasi banjir di enam daerah.
Selain kanal, program ketiga yang sedang digarap Kementerian Pekerjaan Umum adalah normalisasi Kali Pesanggrahan, Angke, dan Sunter. Anggaran untuk proyek ini selama 3 tahun, hingga 2014, mencapai Rp 2,3 triliun.
Khusus untuk Kali Pesanggarahan, normalisasi baru berjalan sepanjang 8 kilometer dari 26 kilometer panjang sungai yang ditargetkan. Adapun normalisasi Kali Angke—yang juga memiliki panjang 26 kilometer—baru berjalan 6 kilometer. Di Kali Sunter, baru 5 kilometer panjang sungai—dari total 18,7 kilometer—yang dibenahi.
Program keempat adalah normalisasi Kali Ciliwung. Normalisasi ini mencakup penambahan pintu air di Manggarai dan Karet. Pengerukan juga akan dilakukan di aliran lama Ciliwung, yakni di antara Manggarai dan Masjid Istiqlal. “Anggaranya mencapai Rp 450 miliar,” ujar Hasan.
ANANDA W. TERESIA | SUCTJI DECILYA | NURHASIM
Berita Terpopuler
Ahok Terima Kunjungan Wali Kota Beijing
Rel Cilebut Dilintasi Lokomotif Seberat 150 Ton
Kartu Jakarta Pintar Dibagikan 1 Desember
Rabu atau Kamis, KRL Jakarta-Bogor Beroperasi