Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Ini Rela Dicambuk Demi Rupiah  

image-gnews
Kuda Lumping pada acara Banyumas ekstravaganza dalam rangka memperingati HUT Banyumas ke-480, (7/4). Karnaval kebudayaan lokal Banyumas ini mengetengahkan seluruh kebudayaan yang hampir punah. Tempo/Aris Andrianto
Kuda Lumping pada acara Banyumas ekstravaganza dalam rangka memperingati HUT Banyumas ke-480, (7/4). Karnaval kebudayaan lokal Banyumas ini mengetengahkan seluruh kebudayaan yang hampir punah. Tempo/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cetar! Suara cambuk membahana di lapangan depan Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat. Iring-iringan gamelan mengiringi atraksi serupa akrobat. Yang unik, para pelakunya beberapa pria dengan beragam usia. Ada yang berusia 20-an hingga bocah kelas 2 SD.

Mereka beratraksi jungkir balik, makan beling, membuat piramida manusia dan salto jumpalitan. Sambil berakrobat, cambuk terus disabet ke sana ke mari. Beberapa kali cambuk mengenai tubuh dan wajah mereka. Setiap kali terkena, mereka meringis kesakitan, tapi terus menari.  

Begitulah kelompok seni kuda lumping Putra Buana Muda mengemas pertunjukan hiburan mereka. Grup kesenian tradisional yang dipimpin Amron, 73 tahun, itu tampil setiap akhir pekan atau hari libur di Kota Tua, Muara Angke.

Mereka hanya manggung saat hari libur. Soalnya para pemain kuda lumping yang masih anak-anak harus tetap bersekolah di Bekasi, tempat tinggal mereka.

Kelompok kuda lumping ini beranggotakan 30 orang. "Semuanya keluarga, anak, menantu, cucu, dan keponakan," tutur Amron usai pertunjukan pertama pada Selasa, 1 Januari 2013.

Bocah terkecil dalam kelompok itu, Tole Hermanto, baru duduk di kelas 2 SD. Dia adalah anak bungsu Amron. Ketika ditanya apakah itu cambuk betulan, dengan lantang dia menjawab, "Beneran, masak bohongan," kata si bocah sambil terkekeh.

Dengan polos dia mengatakan sudah biasa disabet cambuk sejak kecil. "Dulu sih sakit, tapi sekarang enggak. Sudah biasa," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Amron mengatakan, Tole sudah diajari atraksi kuda lumping sejak umur tiga tahun. Pada awalnya dia diajari main gamelan. Baru sedikit-sedikit, belajar akrobat, cambuk, dan debus. Tole kini sudah bisa berjalan dengan tangan atau salto ke belakang, tetapi dia belum diizinkan menelan api atau beling.

Setiap kali bermain, Yuli, 20 tahun, anak perempuan Amron akan mengedarkan baskom untuk meminta bayaran dari penonton, seikhlasnya. "Dapatnya enggak tentu, kadang Rp 60.000, kadang bisa sampai Rp 300.000," katanya. Musuh utama mereka satu, cuaca.

Jika hujan turun seperti hari ini, pertunjukan bisa bubar tiba-tiba. Malam tahun baru kemarin, mereka juga batal tampil karena hujan.

Atraksi kelompok itu kadang diselipi dialog dengan banyak umpatan. Tapi, toh, penonton yang jumlahnya ratusan itu tetap tertawa. "Seru, atraksinya menghibur," kata tiga remaja yang menonton bersama: Tuti Alawiyah, Siti Julaiha, dan Siti Rahayu. Mereka mengaku sudah beberapa kali menonton pertunjukan itu di Kota dan Muara Angke.

ANGGRITA DESYANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

23 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

27 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

42 hari lalu

Petugas mengamati mesin pengolah sampah di TPS3R Ciracas setelah diresmikan Pj Gubernur Heru Budi Hartono di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, 26 Januari 2024. Pada 2023, Pemprov DKI Jakarta telah membangun tujuh titik TPS3R dengan fasilitas mesin pengolah sampah yang diharapkan dapat menurunkan jumlah volume sampah di TPA Bantar Gebang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Bapanas Bareng Hero Supermarket DKI Gelar Program Food Rescue

21 Februari 2023

Direktur Hero Supermarket Hendy dan Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi pada Badan Pangan Nasional Nyoto Nyoto Suwignyo dalam acara Launching Program Food Rescue bersama Hero Supermarket yang akan dilaksanakan di Hero Taman Alfa, Joglo, Jakarta Barat, pada Selasa, 21 Februari 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
Bapanas Bareng Hero Supermarket DKI Gelar Program Food Rescue

Bapanas bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Hero Supermarket meluncurkan program Food Rescue.