TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan Suku Dinas Perternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utata, Mochamad Mikron, mengatakan bahwa ada sembilan indikator utama yang bisa menunjukkan apakah seekor unggas mengidap flu burung atau tidak.
"Indikator pertama adalah adanya pembengkakan di kepala dan gelambir," ujar Mochamad saat ditemui di kantor Walikota Jakarta Utara, Senin, 7 Januari 2013.
Selanjutnya, ciri-ciri seekor unggas terkena flu burung adalah:
- Kepala dan gelambir yang kebiru biruan
- Unggas yang sudah terkena virus flu burung tak mau makan dan depresi
- Unggas mengalami diare. Selain diare, unggas juga mendengkur atau kesulitan bernapas secara teratur, tersengal-sengal
- Keluar air liur dari mulut unggas. Unggas juga umumnya jadi kesulitan bergerak dan mengangkat kepalanya
"Ciri terakhir, akan muncul bintik-bintik di tubuh unggas. Umumnya di dada dan di kaki," ujar Mochamad.
Ketika ditanya kira-kira perlu berapa ciri yang muncul untuk meyakini unggas itu mengidap flu burung, Mochamad menjawab tiga ciri. Namun, untuk keamanan, misalkan warga menemukan unggas dengan salah satu ciri-ciri di atas, sebaiknya segera langsung melapor ke RT/RW, kelurahan, kecamatan, maupun Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan.
Pada minggu pertama Januari 2013, Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara mendapat laporan ayam yang mati mendadak. Kejadian itu terjadi selama tiga hari berturut turut dari 1-3 Januari 2013. Setelah dicek, ternyata benar ayam-ayam yang dimilik warga bernama Ato, Jalan Swasembada, Kebon Bawang, Jakarta Utara, itu mengidap flu burung.
ISTMAN MP