TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Joko Widodo akhirnya setuju dengan pembangunan enam ruas jalan tol di Jakarta. Dia mengatakan sudah mendapat penjelasan secara menyeluruh dari Kementerian Pekerjaan Umum ihwal pembangunan jalan tol dalam kota tersebut.
"Saya menangkap itu (enam ruas tol) bisa mengurangi kemacetan," ujarnya di Kementerian PU, Jakarta, Rabu, 9 Januari 2013.
Jokowi mengatakan, selama ini dia belum pernah mendapatkan penjelasan secara detail mengenai proyek tol tersebut. Tapi dia mengaku setuju dengan proyek pembangunan jalan tol itu setelah dijelaskan langsung oleh Menteri PU Djoko Kirmanto dan Wakil Menteri PU Hermanto Dardak.
Jokowi juga mengakui pembangunan jalan tol akan menambah ruas jalan yang ada di Jakarta. Soalnya, ruas jalan di Ibu Kota saat ini sudah terlalu minim dan tidak ideal. "Karena memang kurang transportasi umum dan kurang jumlah jalan," ujarnya. Meski diancam digugat, tampaknya Jokowi jalan terus.
Menurut Jokowi, pembangunan enam ruas jalan tol bisa menjadi upaya tambahan selain menambah jumlah transportasi massal di Ibu kota. "Jadi tidak bisa salah satu saja, harus dua-duanya dilakukan (menambah jumlah angkutan massal dan jumlah ruas jalan)," kata dia.
Meski setuju, Jokowi tetap mensyaratkan enam ruas jalan tol itu nantinya juga bisa dilalui oleh kendaraan umum. Dia ingin bus Transjakarta dan angkutan umum lainnya juga bisa menggunakan fasilitas jalan tersebut. "Dengan catatan bisa dipakai busway, Kopaja, Metromini, dan transportasi massal lainnya, bukan cuma untuk kendaraan pribadi," ujar dia.
Jokowi pun sudah mengkalkulasi pembangunan enam ruas tol tersebut. "Ini sudah dengan kalkulasi, dan yang penting bus bisa masuk dan transportasi massal juga bisa masuk," kata dia.
Dia juga menjamin angkutan massal yang melalui jalan tol itu akan dibebaskan dari biaya masuk. "Tidak ada tambahan biaya bagi angkutan umum, tadi sudah disepakati, dan poin besarnya itu," kata dia.
DIMAS SIREGAR