Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Penyebab Banjir Besar Jakarta

image-gnews
Kondisi lalu lintas di sekitar bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, (17/1) yang penuh dengan genangan banjir sehingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang. Foto Ichwan Hanuranto Untuk tempo
Kondisi lalu lintas di sekitar bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, (17/1) yang penuh dengan genangan banjir sehingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang. Foto Ichwan Hanuranto Untuk tempo
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta--Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengumumkan, hujan lebat dan sangat lebat berpotensi berlanjut hari ini, Jumat 18 Januari 2013 hingga lusa. Sama seperti yang sudah terjadi sejak awal bulan ini, hujan merata se Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang.

Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto pernah menjelaskan kalau level tanah di Jakarta sebenarnya sudah jenuh oleh hujan lebat 2-3 jam yang rajin datang sejak awal bulan. "Kalau tanah sudah jenuh, hujan berapa jam pun akan menimbulkan genangan," katanya Selasa lalu.

Tanah yang sudah jenuh itu masih harus 'menanggung' air dari luapan sungai di banyak tempat. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, kemampuan Kali Ciliwung hilir, Angke, Pesanggrahan dan Krukut bahkan hanya mampu mengalirkan kurang dari 30% banjir yang ada. “Tidak heran jika selalu banjir,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Fungsi sungai mandul karena penyempitan dan pendangkalan itu diperparah dengan kondisi di hulu yang juga sudah rusak. Air hujan yang jatuh di sana tak banyak lagi yang bisa terserap ke dalam tanah. Mereka banyak tergelontor ke dalam sungai-sungai yang bermuara ke ibu kota.

Profil aktual dari kawasan Puncak, Bogor, ini diungkap Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Institut Pertanian Bogor yang menyebutkan bahwa laju pembangunan yang tak terkendali menyebabkan hilangnya fungsi resapan air di kawasan Puncak. “Kehilangan fungsi resapan hingga 50 persen dibandingkan kondisi 15 tahun lalu,” kata Kepala Pusat Studi Bencana IPB, Profesor Euis Sunarti.

Koordinator Komunitas Peduli Ciliwung, Een Irawan, juga menyatakan kalau kondisi Daerah Aliran Sungai Ciliwung semakin parah dari tahun ke tahun. Gejalanya, menurut dia, dapat dilihat secara kasat mata yakni ketika debit meninggi dan sungai meluap: airnya coklat gelap.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Itu, kata Een, pertanda material tanah ikut terbawa aliran. "Ketika turun hujan di Puncak, debit Ciliwung pasti naik sehingga menyebabkan banjir di Jakarta."

Di luar tiga faktor penyebab itu, banjir di sebagian wilayah di Jakarta juga dituding disebabkan oleh penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo menyatakan ini ketika menjelaskan mengapa ruas Jalan Daan Mogot dan sebagian titik di Jakarta Barat bisa ikut terendam.

Penurunan tanah yang mencapai 10 sentimeter per tahun jelas mampu menciptakan cekungan. “Ini banyak di Jakarta Barat dan Jakarta Utara,” katanya.

Faktor penyebab banjir besar di Jakarta ini bisa bertambah jika memperhitungkan laut yang juga mulai pasang pertengahan bulan ini. Atau, ruang terbuka hijau di Jakarta yang selama ini mendapat kritik karena tak sampai memenuhi syarat minimal, yakni 30 persen dari luas wilayah. Taman-taman dan daerah resapan air di Jakarta sejauh ini hanya menghimpun tak sampai 10 persen luas ibu kota.      

DIMAS SIREGAR | ARIHTA U. SURBAKTI | WURAGIL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Sedang hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Petir di Sejumlah Wilayah

1 menit lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Sedang hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Petir di Sejumlah Wilayah

Sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan BMKG dilanda hujan pada Rabu, 24 April 2024


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran IPDN Dibuka, Prakiraan Cuaca Hujan, Potensi Gelombang Tinggi

2 jam lalu

Para Praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Kemendagri, seusai melakukan kunjungan ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa, 21 Februari 2023. Dalam kunjungan ini para praja IPDN untuk mendapatkan bimbingan penyuluhan dan sosialisasi Anti Korupsi dan dharapkan nanti seluruh civitas akademika dan khususnya praja IPDN akan menjadi influencer anti korupsi di daerah-daerah tempat mereka mengabdi. TEMPO/Imam Sukamto
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran IPDN Dibuka, Prakiraan Cuaca Hujan, Potensi Gelombang Tinggi

Topik tentang IPDN membuka peluang bagi calon praja untuk mengikuti proses seleksi menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Air Pasang Fase Bulan Purnama, Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Dilanda Banjir Rob?

2 jam lalu

Warga melintasi banjir rob yang selalu menggenangi salah satu jalan Desa Bedono, Sayung, Demak, Ahad, 31 Maret 2024. Sejak tahun 1996 abrasi semakin parah, penurunan daratan mencapai 30 cm per tahun, area kampung tersebut banyak tenggelam air laut sehingga warga banyak yang pindah ke desa lain. TEMPO/Budi Purwanto
Air Pasang Fase Bulan Purnama, Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Dilanda Banjir Rob?

BMKG memetakan potensi banjir rob di berbagai wilayah selama fase bulan purnama. Masyarakat pesisir diminta waspada.


Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

11 jam lalu

Ilustrasi gelombang Rossby. Aasnova.org
Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.


BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

21 jam lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.


BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

23 jam lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

BMKG juga memasukkan sejumlah wilayah dalam kategori waspada dampak hujan lebat seperti banjir.


BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

1 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

1 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) memantau monitor prakiraan cuaca wilayah Jakarta dan sekitarnya di gedung BMKG, Jakarta. TEMPO/Subekti
BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.


Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

1 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. Farmersalmanac.com
Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

Dua dari tiga orang yang sedang berteduh dari hujan di sebuah saung warung di Sukabumi tewas karena sambaran petir pada Ahad 21 April 2024.