TEMPO.CO, Jakarta -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebutkan tanggul Latuharhary belum sepenuhnya normal setelah jebol beberapa waktu lalu. Makanya, pada saat hujan kembali mengguyur kemarin dan merendam beberapa titik, Latuharhary dinilai sebagai salah satu sumber penyebabnya. "Terdapat kebocoran 1 kubik per detik. Latuharhary belum beres. Belum pulih betul," kata Ahok--sapaan Basuki Tjahaja Purnama--di ruang kerjanya, Kamis, 7 Februari 2013.
Selain itu, menurut Ahok, pompa yang sedianya menyedot air di salah satu lokasi genangan terlambat dinyalakan. Dengan demikian, Ahok mengatakan akan mengevaluasi internal Dinas Pekerjaan Umum. Dan, jika terbukti terdapat unsur kelalaian dalam persoalan pompa penyedot air itu, dia mengancam akan mencopot kepala dinas terkait. "Ya, bisa terjadi, tergantung Pak Gubernur (Joko Widodo)," ujar Ahok menanggapi pertanyaan wartawan.
Ahok mengungkapkan, pemerintah sudah membuat sodetan besar di kawasan Sarinah. Sehingga kawasan di M.H. Thamrin dan Sudirman tidak terlalu digenangi air saat hujan mengguyur kemarin. Menurut dia, yang harus dilakukan pemerintah bersama dengan masyarakat sekarang ini untuk mengantisipasi terjadi banjir besar adalah melakukan pola penataan permukiman warga di kawasan bantaran sungai.
Ahok menambahkan, rencana pengadaan alat penyedot raksasa untuk membenahi sistem drainase di Jakarta, saat ini, tengah dikaji Kementerian Dalam Negeri. Apabila rencana ini telah mendapat lampu hijau dari Kementerian, pemerintah akan segera bertindak. "Minimal tidak terjadi banjir yang menimbulkan genangan terlalu lama. Tugas lurah harus memastikan saluran di daerahnya semua beres, termasuk sampah dan penataan pedagang kaki limanya," kata Ahok. Ikuti gebrakan Ahok di sini.
IRFAN ABDUL GANI
Baca juga:
Banjir, Jakarta Macet Total
Bayi Ini Sudah Dijual Sebelum Lahir
Tersangka Penjual Bayi Dikenal Berdagang Pakaian
4 Penyebab Hujan 2 Jam Jakarta Terendam
Banjir Jakarta Akibat Curah Hujan Tinggi