TEMPO.CO, Jakarta - Wihara Amurva Bhumi di Jalan Pasar Lama Nomor 35, Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur, kembali menggelar pawai Capgomeh pada tahun ini. Tradisi selama 30 tahun itu terputus pada tahun lalu karena dewa tak memberi izin.
“Tahun ini dua lempengan kayu yang dilempar, satu terlentang dan satu telungkup,” kata pengurus wihara, Hendy Yuhardi atau Anyo, 70 tahun, di Hari Raya Imlek, Ahad, 10 Februari 2013 siang.
Anyo menjelaskan, jika Dewa Bumi mengizinkan dilakukannya Capgomeh, dua lempengan kayu yang dilempar ada yang telentang. Kalau sama-sama tertelungkup atau sama-sama telentang, berarti Dewa Bumi tidak memberi izin.
Izin tidak diberikan pada tahun lalu atau kali pertama sepanjang 30 tahun. "Jadi waktu itu saat biksu dan biarawati berdoa di depan Dewa Bumi, dua lempengan kayu yang di lempar jatuhnya sama-sama telungkup."
Pawai Capgomeh tahun ini digelar di kawasan Jatinegara, yakni menyusuri Jalan Jatinegara Timur dan Barat pada 24 Februari mendatang, sekitar pukul 14.00. "Kami akan berjalan sekitar 5 kilometer dan akan menampilkan barongsai dan reog," ujarnya.
AFRILIA SURYANIS