TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai aturan 3 in 1 lebih efektif ketimbang ganjil-genap, yang rencananya diterapkan akhir Juni 2013. Kesimpulan ini diperoleh setelah Ahok—sapaan akrab Basuki—mendengarkan pemaparan Dinas Perhubungan dan konsultan yang berlangsung di Balai Kota Jakarta, Senin, 25 Februari 2013.
Menurut Ahok, evaluasi dari konsultan menyebutkan, 3 in 1 adalah kebijakan yang cukup baik, namun sanksinya lemah. "Hanya sanksinya yang menjadi masalah," kata Ahok.
Ahok mencontohkan, di Jalan Gatot Subroto, 3 in 1 mampu meredam 70 persen kendaraan pribadi. "Kalau kami ganti dengan ganjil-genap, hanya 30-40 persen, tambah macet di situ," kata Ahok.
Meski begitu, bukan artinya ganjil-genap dibatalkan, melainkan dikombinasikan. Ahok mengakui, hingga saat ini, 3 in 1 belum pernah dievaluasi kegagalannya. "Orang-orang kan pakai joki. Tapi, lihat Jalan Sudirman-Thamrin, itu cukup efektif kalau pagi hari," kata dia.
Atas dasar itu, kata dia, maka kebijakan ganjil-genap harus disurvei. Caranya, ia akan menguji coba ganjil-genap di jalur yang dilewati Transjakarta koridor 1 karena busnya dianggap sudah memadai.
Agar masyarakat benar-benar mengerti sistem yang akan diterapkan, dia berharap sosialisasi harus kuat. Ahok memahami, pada setiap penerapan kebijakan, akan ada protes dari masyarakat. Penerapan kebijakan ini juga harus disertai dengan ketersediaan transportasi umum yang sampai saat ini belum memadai.
Dari data yang dipaparkan tahun 1999-2000, kata Ahok, bus tidak pernah diperbarui, sehingga saat ini armadanya tidak laik jalan. Ahok berharap, dengan diterapkannya 3 in 1 dan ganjil-genap, maka para pengusaha bus akan mulai melihat adanya pasar. "Nah, bus-bus akan mulai memperbaiki diri, tapi itu belum diputuskan," kata Ahok.
Pada intinya, Ahok menginginkan kebijakan yang membatasi kendaraan. "Supaya memindahkan orang ke kendaraan umum, tapi caranya kan macam-macam," ujar dia.
Ahok mengungkapkan, saat ini banyak yang menolak ganjil-genap karena belum ada pemahaman yang benar. "Orang ini enggak tahu ganjil-genap cuma jalur-jalur tertentu, belum disosialisasikan dengan baik," ujarnya. "Jadi mereka berpikir itu masih diterapkan untuk seluruh Jakarta, padahal enggak," kata Ahok.
TRI ARTINING PUTRI
Baca juga
Jokowi: Kartu Jakarta Sehat Banyak Kekurangan
Rasyid Rajasa Bantah Keterangan Saksi BMW Maut
RS Budhi Asih Bantah Tahan Jenazah Wawan