TEMPO.CO, Jakarta-Kepala Bidang Pembuatan Hujan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Tri Handoko Seto mengatakan berhasil mengurangi curah hujan di DKI Jakarta dengan teknologi rekayasa cuaca. Dengan 200-an ton garam yang ditaburkan selama kegiatan berjalan, Tri Handoko mengklaim berhasil mengurangi curah hujan lebih dari 30 persen.
"Kami tak punya data soal debit air yang berhasil kami gagalkan, tapi setidaknya menghalau cuaca hingga 30 persen menurut kami sudah berhasil," kata Tri Handoko Seto kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 26 Februari 2013.
Rekayasa cuaca oleh BPPT sudah berjalan sejak 26 Januari 2013. Hingga kini rekayasa cuaca masih terus berlangsung dan akan berakhir hari ini, Rabu, 27 Februari 2013. Kemarin, BPPT menabur 4 ton garam di Selat Sunda.
Rekayasa hujan menurut dia secara teknis dilakukan di luar wilayah Jakarta dan sekitarnya. Artinya, kegiatan ini menghalau mendung yang akan masuk ke wilayah udara Jakarta. Rekayasa cuaca menurut dia menurunkan hujan lebih cepat. "Jadi sebelum masuk Jakarta sudah kami hujan-kan," kata dia.
Setelah beroperasi di Jakarta dan sekitarnya berakhir, Tri Handoko mengaku akan melakukan kegiatan serupa di tempat lain. Kegiatan menurutnya dilaksanakan bergantian sesuai dengan kebutuhan. Tri mengatakan keinginan dari BPPT bisa beroperasi di seluruh Indonesia. "Kalau peralatan dan SDM-nya mencukupi kami tentu tak masalah," tutur dia. Simak info banjir Jakarta di sini.
FIRMAN HIDAYAT
Baca juga:
Jokowi Rekayasa Cuaca, Daerah Lain Juga Minta
Jakarta Akan Diguyur Hujan, BPPT Tabur 8 Ton Garam
BPPT Tabur 108,6 Ton Garam untuk Rekayasa Cuaca
Begini Cara Hujan Jakarta Dipindah ke Laut