Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasien Membludak, Cleaning Service Jadi 'Apoteker'  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Pasien berobat menggunakan Kartu Jakarta Sehat di Puskesmas Kelurahan Tambora di Jalan Tambora, Jakarta, Rabu (28/11). TEMPO/Subekti
Pasien berobat menggunakan Kartu Jakarta Sehat di Puskesmas Kelurahan Tambora di Jalan Tambora, Jakarta, Rabu (28/11). TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salamah, 51 tahun, punya tugas baru. Setelah urusan menyapu, mengepel, dan bersih-bersih selesai, dia harus bersiaga di balik loket obat. Perempuan yang bekerja sebagai tenaga cleaning service di Puskesmas Kelurahan Koja, Jakarta Utara, ini turut membantu, dari mencarikan obat di daftar resep sampai mengaduk puyer. “Enggak bakal selesai kalau apotekernya saja yang kerja,” ujar Salamah kemarin.

Kesadaran Salamah membantu melayani pasien di Puskesmas Koja bukan tanpa alasan. Sejak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meluncurkan Kartu Jakarta Sehat pada 10 November tahun lalu, jumlah pasien di Puskesmas itu melonjak.

Kepala puskesmas, Endang Sulistyani, mengatakan kini setiap hari ia harus melayani ratusan pasien. “Padahal, sebelum ada Kartu Jakarta Sehat, hanya puluhan pasien,” ujarnya. Sedangkan petugas Puskesmas hanya 6 orang, yakni 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker, 1 administrator, dan 1 pelayan kebersihan. “Kalau begini terus, bisa-bisa saya yang masuk rumah sakit,” ujar Endang.

Rujianingsih, apoteker di puskesmas itu, mengatakan membludaknya pasien membuat waktu istirahat dan ibadah tertunda. Untuk minum seteguk air pun, Rujianingsih mesti pintar-pintar mencuri waktu. “Kami harus melayani semua pasien sampai selesai dan baru bisa makan siang sekitar jam 14.00,” katanya.

Puskesmas Kapuk II, Cengkareng, Jakarta Barat, punya cara untuk menyiasati lonjakan jumlah pasien. Kepala puskesmas, dokter gigi Emanuel Ayub, mengatakan petugas membagi antrean pasien menjadi dua sejak di loket pendaftaran. Antrean pertama untuk mereka yang sakit ringan, seperti pusing, batuk, dan flu. “Diperiksa dua-tiga menit, selesai,” katanya. Sedangkan antrean kedua bagi pasien yang membutuhkan tindakan medis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di puskesmas itu terdapat lima petugas. Satu dokter gigi sekaligus dokter umum, 1 bidan, 2 perawat, dan 1 petugas loket. Dalam sehari, puskesmas ini kedatangan sekitar 120 pasien. “Saya melayani 40-50 pasien per hari,” katanya. “Kalau ada tambahan tenaga, itu bagus sekali.”

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengatakan lonjakan jumlah pasien yang menggunakan layanan kesehatan gratis tak berbanding lurus dengan jumlah dokter dan petugas medis. Jumlah dokter pegawai negeri di Ibu Kota, kata dia, sekitar 7.000 orang, sedangkan dokter non-pegawai negeri 200 orang. “Mereka ditempatkan di tiap rumah sakit daerah dan puskesmas,” ujarnya.

ISTMAN MP | ADITYA BUDIMAN | DIMAS SIREGAR

Berita terpopuler lainnya:
Bisnis Mahdiana, Istri Kedua Djoko Susilo 
KPK: Silahkan Lapor Data Ibas

Nikah Kedua, KUA Mencatat Djoko Susilo 'Single' 

Bradley Manning Beber Pembocoran Rahasia Wikileaks

Ferguson Ingin Jadi Direktur Manchester United 

Kisah Djoko Susilo dan Anak Yatim Piatu

Demokrat Akan Gelar KLB Sebelum April

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Capaian di Bidang Kesehatan, Anies Baswedan: Mulai Dari JKN hingga Rumah Sehat

9 Oktober 2022

 Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (tengah), saat meresmikan pengganti nama rumah sakit menjadi rumah sehat di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, 3 Agustus 2022. Foto ANTARA/Walda
Capaian di Bidang Kesehatan, Anies Baswedan: Mulai Dari JKN hingga Rumah Sehat

Anies Baswedan mengatakan peningkatkan layanan kesehatan warga melalui transformasi pelayanan RSUD di Jakarta dilakukan di berbagai aspek.


Petuah Ahok untuk Kepala Dinas Kesehatan, Ini Isinya  

16 Agustus 2015

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. ANTARA/Yudhi Mahatma
Petuah Ahok untuk Kepala Dinas Kesehatan, Ini Isinya  

Ahok mengakui kesadaran masyarakat untuk berasuransi makin tinggi.


Ahok Larang Penerima KJP Dapat KIP  

4 November 2014

Presiden RI Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, meluncurkan Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat, di Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin, 3 November 2014. TEMPO/Imam Sukamto
Ahok Larang Penerima KJP Dapat KIP  

Ahok menolak Kartu Indonesia Pintar digunakan di Jakarta.


BPJS : Kartu Indonesia Sehat Hanya Brand Baru

30 Oktober 2014

Warga mengantri pendaftaran dengan sistem Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta (2/1). Semenjak diberlakukannya BPJS pada awal tahun 2014, ratusan warga banyak yang belum mengerti aturan sistem tersebut dikarenakan minimnya sosialisai oleh petugas terkait. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
BPJS : Kartu Indonesia Sehat Hanya Brand Baru

Menurut Tono, Kartu Indonesia sehat akan dikelola oleh BPJS.


Puan Jajaki Gabung KIS dengan BPJS

30 Oktober 2014

Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
Puan Jajaki Gabung KIS dengan BPJS

Menurut Puan, Kartu Indonesia Sehat Berbeda Dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.


Kritik terhadap Program Kartu Indonesia Sehat

29 Agustus 2014

Kritik terhadap Program Kartu Indonesia Sehat

Pada umumnya para politikus, masyarakat, dan media massa beranggapan bahwa masalah kesehatan di negeri ini adalah masalah sulitnya orang miskin mendapatkan pelayanan pengobatan ketika sakit. Karena itu, konsep penyelesaiannya adalah menambah rumah sakit, puskesmas (balai pengobatan), penyediaan dokter, dan skema pembiayaan kesehatan bagi orang miskin. Joko Widodo mungkin pernah berhasil dengan program Kartu Sehat di Kota Solo dan beranggapan bahwa cara itu juga akan berhasil diterapkan di seluruh Indonesia. Untuk itu, dia mengajukan konsep Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tapi Indonesia bukanlah Solo atau Jakarta, yang mempunyai sarana pelayanan pengobatan yang cukup dan sarana transportasi serta komunikasi yang sudah baik.


Punya KJS, Warga Tetap Bayar Biaya Persalinan

12 Juni 2014

Seorang ibu rumah tangga menunjukan Kartu Jakarta Sehat yang sudah diterimanya di Puskesmas Johar Baru, Jakarta, Selasa 18 Juni 2013. TEMPO/Subekti
Punya KJS, Warga Tetap Bayar Biaya Persalinan

Darsinah harus membayar biaya persalinan, padahal memegang Kartu Jakarta Sehat.


Jokowi Dicurhati Pasien Soal KJS di RS Pasar Rebo  

18 Maret 2014

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, mengusap air mata dan mencium bendera Merah Putih, seusai mengumumkan menjadi Capres PDIP, di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara, (14/3). TEMPO/Imam Sukamto
Jokowi Dicurhati Pasien Soal KJS di RS Pasar Rebo  

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambangi RSUD Pasar Rebo untuk mengecek pelaksanaan program Kartu Jakarta Sehat.


Kisah Pasien KJS yang Sempat Ditolak 3 RS

18 Maret 2014

Petugas memperlihatkan KJS (Kartu Jakarta Sehat) di Puskesmas Koja, Jakarta Utara, Selasa (28/5). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Kisah Pasien KJS yang Sempat Ditolak 3 RS

Pada Senin, 17 Maret 2014, tiga rumah sakit dilaporkan menolaknya dengan berbagai alasan.


Ada JKN, Pasien KJS Tetap Dilayani

6 Januari 2014

Seorang demonstran dari FP3R berperan sebagai pasien dengan perban dan infus saat melakukan unjuk rasa terkait program KJS di depan Gedung Balai Kota, Jakarta (30/5). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Ada JKN, Pasien KJS Tetap Dilayani

JKN justru menambah kuota penerimaan bayar iuran.