TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai premi Kartu Jakarta Sehat sebesar Rp 23 ribu per bulan per orang sudah lebih dari cukup. "Jamkesmas dulu Rp 7 ribu, saya dulu bikin di Solo Rp 5 ribu, di Jakarta Rp 23 ribu itu sudah tinggi," kata Jokowi di Gedung Nusantara IV Komplek DPR, MPR, DPD, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu 10 Maret 2013.
Jokowi yakin jumlah tersebut sudah cukup untuk mencakup pasien hingga penyakit berat sekalipun. (Baca: Jokowi: Bayangkan Jika Tak Ada Jakarta Sehat)
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga pernah menjelaskan hal serupa. Menurut Ahok, permi Kartu Jakarta Sehat sebesar Rp 23 ribu per orang per bulan sudah mencakup penyakit berat dan operasi sekalipun. "Asal itu keputusan komite medis ya kami tanggung," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat 22 Februari 2013 lalu.
Komite medis ini dibentuk atas kerja sama Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Program Pendidikan Dokter Spesialis. Dokter yang bergabung dalam komite medis ini adalah dokter yang sanggup untuk memeriksa pasien.
Menurut Ahok, belum pernah ada kasus pasien yang sudah tidak ada harapan sembuh menurut medis, namun keluarga masih punya keyakinan kuat. "Kami dengan Jamkesda lihat seminggu ada perbaikan enggak, kalau seminggu tidak ada perbaikan ya berarti selesai saja, kecuali Anda mau biaya sendiri," kata Basuki.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Lainnya:
Jokowi: Bayangkan Jika Tak Ada Jakarta Sehat
Jurus Jokowi Ajak RS Gabung Jakarta Sehat
Pasien Membludak, Cleaning Service Jadi 'Apoteker'
Tak Punya KJS, Warga Miskin Bisa Pakai Jamkesmas
Pasien Kartu Sehat di RSCM Melonjak 4 Kali Lipat