TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya menilai kekuatan preman di Jakarta termasuk lemah. Ini berbeda dengan preman-preman di negara-negara lain yang jaringannya mengakar hingga ke dunia politik atau bisnis, biasa disebut mafia.
"Meskipun ada yang terorganisasi, mereka tetap rapuh," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Kamis, 14 Maret 2013. Alasannya, keberadaan preman di Indonesia ibarat "habis manis sepah dibuang".
Rikwanto menjelaskan, memang ada orang yang memanfaatkan "jasa" preman. Tapi setelah tidak butuh, mereka akan dibuang. Bahkan, kadang mereka beralih ke jaringan lain.
Sedangkan di negara luar seperti Jepang atau Italia justru jaringan premanlah yang menyetir pengusaha atau politikus. Sehingga jaringan mereka kuat dan mengakar.
"Di Indonesia tidak bisa seperti mafia karena memang akar tradisinya berbeda," ujar Rikwanto. Salah satu penyebabnya adalah faktor tokoh. "Jika tokoh dalam sebuah jaringan preman dipegang, kelompoknya menjadi kendur."
SYAILENDRA
Berita Populer
Inilah Asal-usul Julukan Hercules
Hukum Pemilik Vila Liar, 10 Tahun Penjara
Kantor Tempo Diserang
Hercules, dari Dili ke Tanah Abang
Rizal Mallarangeng Ogah Vilanya Dibongkar
Vila Liar, Rizal Tak Gentar Dipenjara 10 Tahun
Ahok Ancam Perokok Tak Bisa Berobat Gratis