TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mewajibkan seluruh sekolah negeri di DKI Jakarta memenuhi kuota siswa lokal, yang tinggal di sekitar sekolah tersebut. Jatah siswa di sekitar sekolah harus mencapai 45 persen dari total jumlah siswa. Ahok juga meminta pihak sekolah memprioritaskan anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu.
"Jadi, kalau ada orang miskin yang nilainya pas-pasan tapi tinggal dekat sekolah, lalu ada orang kaya yang nilainya lebih tinggi, yang diprioritaskan harus yang miskin," kata Basuki, yang biasa disapa Ahok, di Balai Kota, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2013.
Basuki mengungkapkan, tidak adil jika siswa yang kurang mampu harus diadu dengan siswa kaya. "Gizi kurang, enggak kursus, diadu dengan gizi baik, kursus pula, pasti kalah nilainya," kata Basuki. Sehingga, siswa yang kurang mampu cenderung beralih ke sekolah swasta yang murah karena kuota di sekolah negeri kurang.
Padahal, menurut Ahok, jika anaknya bersekolah di dekat rumah, keluarga yang tidak mampu bisa banyak berhemat. "Kalau dekat kan makan siang bisa pulang, saya dulu begitu," kata Basuki.
"Kalau makan di rumah, ibunya masak Rp 15 ribu bisa untuk sekeluarga, kalau harus tambah ongkos Rp 5 ribu lagi per anak, mana mereka sanggup," kata Basuki. Selain membantu berhemat, sistem ini akan mengurangi kemacetan.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Terpopuler:
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi
Ramai-ramai Patok 'Kebun Binatang' Djoko Susilo
Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis
Sakit Hati, Tersangka D Bunuh Bos Servis Komputer
Jokowi Tak Persoalkan Hengkangnya 90 Perusahaan
Pengganti Pramono Edhie di Tangan Presiden