TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) yang berencana mengelar unjuk rasa besar-besaran di Jakarta, Senin mendatang, 25 Maret 2013, mengusung lima tuntutan yang terkait dengan kehidupan rakyat Indonesia. Koordinator MKRI, Ratna Sarumpaet, mengatakan, tidak ingin isu aksi yang mereka angkat dibelokkan oleh pihak tertentu untuk memperkeruh suasana. “Unjuk rasa yang akan digelar secara damai,” kata Ratna, Jumat, 22 Maret 2013.
Agar jelas bagi publik, Ratna Sarumpet menyampaikan lima tuntutan pengunjuk rasa. Tuntutan yang pertama, MKRI meminta pemerintah menasionalisasi tambang minyak dan gas. Kedua, turunkan harga kebutuhan pokok. Ketiga, menghentikan keran impor kebutuhan pokok. Keempat, tuntaskan kasus korupsi, terutama yang dekat dengan lingkaran Istana. Kelima, menghentikan konflik agama, suku, dan ras.
MKRI rencananya menurunkan sekitar 3.000 orang dalam unjuk rasa besar-besaran di Jakarta. Massa ini berasal dari gabungan elemen buruh hingga petani.
Sebelumnya, beredar isu ihwal rencana demo besar-besaran sejumlah kelompok pada Senin mendatang, 25 Maret. Demo itu disebut-sebut ingin “menjatuhkan” Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin media massa pekan lalu, Presiden SBY sempat membacakan pesan pendek yang diterimanya. Bunyi pesan itu, gerakan agar SBY jatuh dari posisi Presiden. Begitu Presiden jatuh, akan dibentuk presidium yang menjalankan pemerintahan sampai digelar Pemilu 2014.
SYAILENDRA