TEMPO.CO, Jakarta - Ardi Wicaksono, 19 tahun, pelaku penculikan M, 16 tahun, siswi kelas X sekolah menengah atas di kawasan Jakarta Barat, membantah melakukan tindak pidana seperti disangkakan polisi.
Ardi mengaku telah mengenal korban selama satu setengah tahun. Status mereka pun, kata dia, sudah berpacaran. Ardi membantah melakukan penculikan terhadap korban dan meminta uang tebusan kepada orang tua korban.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi, Senin, 25 Maret 2013, menjelaskan penangkapan Ardi dilakukan karena ada permintaan tebusan kepada orang tua korban. Selain itu, kata Hengki, Ardi mengancam korban selama penculikan. Polisi menuding Ardi menyetubuhi korban selama disekap.
"Untuk indikasi itu kami masih melakukan visum. Tapi kondisi korban saat ini masih trauma," kata Hengki.
Kepada wartawan, Ardi tidak menyangkal sudah melakukan hubungan badan sebanyak dua kali terhadap korban. Tapi dia mengaku itu dilakukan atas dasar suka sama suka. Sebelum membawa korban, Ardi mengajak korban bertemu di sebuah kawasan Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat. "Setelah itu saya bawa ke daerah Tenjo," ucap pemuda tanggung asal Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang ini.
Polisi menjelaskan, selama dua hari membawa lari korban, Ardi menghubungi keluarga melalui pesan singkat dan meminta uang tebusan senilai Rp 200 juta. Dalam salah satu pesan singkatnya, pelaku mengancam keluarga agar tidak melaporkan penculikan ini kepada polisi.
Namun upaya tersebut berhasil digagalkan oleh penyidik Polres Jakarta Barat. Ardi diciduk polisi di kawasan Tenjo pada Jumat malam, 22 Maret 2013, tak lama selepas orang tua korban melakukan laporan pada pagi harinya.
Ardi dijerat dengan pasal 333 KUHP tentang penculikan atau merampas kemerdekaan seseorang. Ancaman hukumannya 12 tahun penjara.
ADITYA BUDIMAN
Topik Terhangat: BMW MAUT || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Berita Terpopuler:
Penyerbuan LP Cebongan Bermula dari Saling Pandang
Operasi Buntut Kuda Penjara Cebongan Sleman
Lihat Teman Satu Sel Didor, Napi Cebongan Trauma
Ini Kronologi Penyerbuan Cebongan Versi Kontras
Tak Ada Kudeta, Hanya Pembagian Sembako