TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Pemberdayaan Alternatif Badan Narkotika Nasional, Inspektur Jenderal V. Sambudiono, mengatakan dia berupaya memberantas peredaran narkotik melalui program pemberdayaan masyarakat di daerah rawan. Menurutnya, masalah peredaran narkoba harus diatasi dengan memberi alternatif mata pencarian bagi warga di daerah rawan. (Baca: Kampung Ambon, Surga Narkoba bagi Artis & Pejabat)
"Permasalahan kembali ke urusan perut, urusan dapur. Kalau tidak ada solusi, mereka kembali melakukan kejahatan itu," ujarnya saat membuka pelatihan servis AC di Kompleks Permata atau biasa dikenal sebagai Kampung Ambon, Kelurahan Kedaung Kaliangka, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Senin, 25 Maret 2013. (Baca: Tangan Godfather Narkoba di Kampung Ambon)
Dia menjelaskan, sejak pertengahan 2010, BNN telah menjalankan berbagai program pemberian ketrampilan salon dan menjahit bagi ibu-ibu, olahraga futsal, pelatihan servis ponsel, serta pelatihan servis AC di wilayah rawan seperti Kampung Ambon, juga Bonang dan Kampung Bali, Jakarta Pusat. "Kami juga akan lakukan upaya penyaluran tenaga kerja sehingga mereka otomatis akan melakukan pekerjaan yang legal," kata dia. (Baca:
Gaji Juru Timbang Narkoba Kampung Ambon Rp 30 Juta)
Dalam pelatihan, BNN menggandeng pihak swasta, seperti Mitsuda, untuk mendatangkan teknisi yang mengajarkan keterampilan. Selama empat hari ke depan, sebanyak 25 warga terdiri dari pria tua, muda, dan beberapa ibu menjadi peserta pelatihan yang diadakan di RT 07 RW 07 kampung tersebut.
Sambudiono mengatakan pemberdayaan berfungsi mengimbangi pemberantasan. Ketika pengedar sedang "tiarap" akibat pemberantasan, program pemberdayaan masuk. Program pelatihan servis AC, misalnya, dilakukan setelah penggerebekan 16 Maret 2013. "Ketika ada efek jera, baru kami ajak lagi, rangkul lagi."
Bolu, salah satu pemuda setempat, mengatakan program BNN bermanfaat buatnya. "Positif sekali untuk pemuda di Kampung Ambon," kata dia. Bolu berharap kegiatan ini bisa membantunya mendapat pekerjaan yang benar. "Sehingga mengubah kegiatan anak-anak Kampung Ambon menjadi lebih baik dan tidak terpengaruh lagi oleh narkoba."
Komentar Alfonsina Lohy lain lagi. Warga Kampung Ambon ini mengatakan program pemberdayaan BNN belum cukup efektif. "Karena di sini masih marak penjualan. Warga kurang berpaling dari narkoba," ujarnya. Dia merujuk pada kondisi sedikitnya peserta pelatihan. "(Warga) enggak kelihatan kan di sini, karena kata mereka 'duit gue banyak'," ujar ibu rumah tangga berusia 47 tahun itu.
Meski begitu, dia mengakui, ada segelintir warga yang berhasil disadarkan melalui pemberian keterampilan. "Ada yang sudah bisa buat aksesori, lalu dipasarkan online, juga bisa perbaiki HP sendiri." Menurutnya, itu perlu proses. "Butuh waktu lama," katanya.
ATMI PERTIWI
Berita Lainnya:
Tangan Godfather Narkoba di Kampung Ambon
Kampung Ambon, Surga Narkoba bagi Artis & Pejabat
Gaji Juru Timbang Narkoba Kampung Ambon Rp 30 Juta
Kasus Narkoba di Jakarta Barat Terbesar di Indonesia
Makhluk Mirip Alien Hebohkan Jakarta