TEMPO.CO, Jakarta - Proses pendaftaran lelang lurah dan camat melalui sistem online ternyata menjadi momok buat para kandidat lurah dan camat senior. Hal ini diungkapkan, misalnya oleh Junaedi, Camat Cengkareng, Jakarta Barat.
Menurut dia, fenomena gagap teknologi melanda calon lurah dan camat secara merata. "Untuk operasional komputer agak tertinggal. Lurah dan camat kan lebih dekat ke masyarakat," kata Junaedi, Kamis, 4 April 2013.
Pangkalnya, hampir seluruh lurah atau camat punya staf dan seksi yang mengurus masalah teknis, termasuk urusan tentang dunia maya. "Mereka yang siapkan," kata dia. Sedangkan dalam pendaftaran ini, semua prosedur harus ditangani sendiri oleh calon lurah dan camat.
Ahmad Ya'la, Camat Kalideres, menyatakan hal serupa. Menurut dia, semakin lama menjabat, lurah dan camat semakin jarang berinteraksi dengan komputer. "Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin jarang dia mengoperasikan komputer. Dulu saya sering pegang, sekarang boro-boro," katanya.
Lurah Kedoya Utara, Dwi Aryono, pun meminta supaya pihak Badan Kepegawaian Daerah memberi toleransi bagi calon lurah dan camat yang lain apabila terjadi kesalahan ketik. "Kalau ada data salah input, kami minta toleransi dua atau tiga kali," kata dia.
Bagaimanapun, Junaedi melanjutkan, dia harus menyesuaikan diri dengan prosedur itu. "Itu sistem. Kami sebagai aparat harus bisa sesuaikan diri. Eranya memang begitu, jadi kami harus belajar."
Pemerintah Provinsi DKI akan melelang jabatan lurah dan camat di seluruh Jakarta. Mereka diharuskan meng-input data diri untuk pendaftaran secara online.
ATMI PERTIWI
Baca
Video Bule Pilih 'Berdamai' dengan Polantas Bali
Tilang Elektronik, Ahok: Tak Ada Lagi Prit Gocap
Siapa Bilang Sulit Mengurus Surat Tilang?
Tip Briptu Eka Cs Saat Ditilang
Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas