TEMPO.CO , Jakarta:Ketua Keamanan Nasional Jemaah Ahmadiyah yang juga pengurus masjid Al-Misbah, Deden Sujana, menyesalkan penutupan masjid yang biasa dia gunakan sebagai tempat beribadah bersama jemaah lain. Apalagi alasan penutupan selalu aqidah berdasar anggapan Ahmadiyah sesat.
“Pandangan itu salah, maka jangan bicara soal Aqidah,” kata Deden kepada Tempo, Jumat 5 April 2013 petang.
Kami malam lalu, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bekasi, menutup masjid Al-Misbah, di Jalan Pangrango Terusan Rt 01 RW 04, Nomor 44 Kelurahan Jatibening Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat, dengan pagar seng.
Deden menegaskan, jamaah Ahmadiyah, Jatibening, Pondokgede, yang jumlah seluruhnya 600 orang sama dengan muslim umumnya. Mengimani Rukun Islam dan Rukun Iman, serta memandang Muhammad sebagai Nabi terakhir. Adapun Mirza Gulam Ahmad, hanya pendiri Ahmadiyah. “Di masjid itu kami hanya salat dan baca Quran,” katanya.
Pemerintah daerah, kata Deden, berusaha membekukan semua kegiatan jemaah Ahmadiyah. Yakni, melarang orang sholat Jumat, dan melarang mengaji. “Kenapa mesti disegel, kenapa mesti dipagari seng,” ujarnya.
HAMLUDDIN
Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman|| Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Berita Terkait
Komnas HAM Tegur Wali Kota Bekasi Soal Ahmadiyah
Ahmadiyah di Bekasi Kembali Dipermasalahkan
Perusak Masjid Ahmadiyah Divonis 3,5 Bulan