TEMPO.CO, Jakarta - PT KAI hanya akan memakai satu pintu di stasiun Universitas Indonesia, yaitu pintu dari arah kampus --biasanya digunakan sebagai peron tujuan Bogor-- yang berlokasi di kantor stasiun tersebut. Sebanyak 2-3 gate akan dipasang di depan kantor stasiun UI sehingga para penumpang tidak lagi kocar-kacir. Mahasiswa dan masyarakat dari arah Jalan Raya Margonda nantinya akan diarahkan ke Gang Sawo yang berjarak sekitar 150 meter dari Gang Pepaya. (Baca:Stasiun UI akan Tutup Loket Peron Jakarta)
Mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2010 UI, Abdurachmat Ariwijaya mengatakan kebijakan PT KAI semakin membingungkan. Menurut dia, penutupan pintu dari Gang Pepaya itu akan menyusahkan para mahasiswa yang tinggal di sekitar gang tersebut. "Mahasiswa banyak di situ, kalau lewat gang Sawo mereka harus mutar dulu sekitar 400 meter," kata dia.
Abdurachmat mengatakan, kebijakan sterilisasi stasiun adalah omong kosong. Buktinya, kata dia, semua stasiun yang disterilisasi masih begitu-begitu saja. Kenyamanan dan fasilitas di stasiun tetap sama dengan sebelum dibongkar. Dia mencontohkan, stasiun Cawang yang telah dibongkar. Perubahan pada stasiun Cawang hanya diaspal. "Saya masih enggak ngerti kata modernisasi. Modernisasi PT KAI ini tidak mengubah apa-apa," kata lelaki yang hendak ke Jakarta ini.
Menurut dia, sentralisasi keluar masuk penumpang nantinya akan mengganggu mahasiswa. Soalnya, halte tempat menunggu mobil kampus mahasiswa itu selalu ramai dan kadang sambil menunggu mobil, mahasiswa akan sambil belajar. Jika yang lewat di sana masyarakat umum dari mana pun, diyakini akan mengganggu. "Selama ini yang jalan lewat situ kan hanya mahasiswa, kalau banyak dan tidak teratur nanti akan mengganggu," kata dia.
Seperti diketahui, pada 29 Mei lalu, PT KAI membongkar lebih dari 80 toko yang ada di wilayah stasiun UI. Dari jumlah itu, hanya satu kios yang tersisa karena masa kontraknya belum habis, yaitu kios depan loket utama kantor stasiun. Tanggal 31 Mei kios itu sudah habis masa kontraknya namun, sampai sekarang petugas masih membiarkan dalam keadaan ditutup. "Toko itu akan dibongkar untuk tempat tunggu penumpang," kata Dwiyana.
ILHAM TIRTA
Berita Lainnya:
Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Diduga Korupsi
John Kei Hanya Boleh Layat Anak atau Orang Tua
Begini Perubahan Lalu Lintas di Tanah Abang
9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan
Begini Dibui di Sukamiskin, Kata Bung Karno
3 Menteri Terbaik Ini Bukan dari Parpol