TEMPO.CO, Jakarta - Banjir yang melanda kawasan Pademangan, Jakarta Utara, membuat warga kesulitan bekerja. Mereka pun akhirnya mengeluhkan penanganannya yang lamban.
"Harusnya sudah bisa dibetulin. Cepat dong, ini sudah hampir seminggu banjir begini, sebagian warga sudah terserang penyakit akibat banjir," ujar warga Pademangan Barat, Zakaria (42) di lokasi banjir, Jumat, 14 Juni 2013.
Zakaria berkata, akibat banjir ini, ia kesulitan membuka tokonya. Padahal, kemarin masih bisa membuka tokonya. Sekarang, ia memutuskan untuk menutup tokonya sementara waktu. "Ini juga belum ada bantuan atau apalah namanya, masih kita sendiri aja," ujar Zakaria melengkapi.
Hal senada diungkapkan Anwar (19), pengusaha warung kopi di Jalan Budi Mulya. Ia berkata, meski masih bisa membuka warungnya, banjir membuat pelanggan tak ada yang datang hari ini. "Ini kayaknya gak bakal dapat omzet sebanyak biasanya. Kalau normal, dapat Rp500 ribu per hari," ujar Anwar menegaskan.
Hanifa (30) juga kesulitan bekerja. Dirinya tak bisa pergi mengajar di SDN 03 pagi, Pasar Baru, Jakarta Pusat, akibat banjir yang menghalanginya untuk keluar dari rumah. "Makin parah, saya tidak bisa keluar rumah jadinya hari ini, absen saya," ujar Hanifah, warga RW 01 RT 07, Pademangan Barat, Jakarta Utara.
Selain tak bisa bekerja, Hani juga mengeluhkan bau tak sedap dari air banjir yang warnanya hitam pekat. Ia beranggapan air banjir yang bau ini dari Kali Mati yang terletak di seberang WTC Mangga Dua.
Banjir yang melanda Pademangan ini diakibatakn rusaknya pompa di Rumah Pompa Ancol, Jalan RE Martadinata, sejak hari Senin lalu. Berdasarkan keterangan dari Wali Kota Jakarta Utara, upaya perbaikan tengah dilakukan namun diperkirakan akan memakan waktu lama.
ISTMAN MP
Terpopuler
Apple Akan Rilis iPhone Rp 980 Ribu
Diet Ketat, Henry Cavill Jadi 'Man of Steel
Bu Camat, Peraih Nilai Tertinggi Lelang Jabatan
Samsung Akan Rilis Galaxy S5
Jokowi: PRJ di Monas Itu Pesta Rakyat Jakarta
AJI Prihatin Terhadap Forum Pemred
Cuci Gudang Ponsel hingga 90 Persen di ICS 2013