TEMPO.CO, Jakarta--Rencana Gubernur Joko Widodo mengurai kemacetan di ibukota perlu diikuti dengan cara yang yang cukup ekstrim. Pengamat transportasi MTI Tri Cahyono mengatakan, Jokowi perlu mengubah desain transportasi massal yang ada di Jakarta saat ini. "Hal itu penting untuk memperluas wilayah cakupan trasnportasi massal," katanya kepada Tempo, Sabtu, 15 Juni 2013.
Koran Tempo selama sepekan, mulai Senin 17 Juni 2013 akan membahas tentang persoalan Jakarta yang masih menjadi pekerjaan rumah Jokowi-Ahok. Menurut Tri, perubahan desain itu harus mengacu kepada moda transportasi massal yang sudah ada seperti bus Transjakarta. Dia menilai, banyak rute angkot yang masih bersinggungan langsung dengan Transjakarta dalam satu rute. Banyak singgungan rute angkot disebutnya justru merugikan karena mereka bersaing satu dengan lainnya sehingga kerap ngetem untuk mencari penumpang.
Apalagi manajemen kelompok usaha transportasi seperti Kopaja atau Metromini bisa dikategorikan kelompok yang sakit. Hal itu makin menambah runyam usaha untuk mengatur transportasi massal di Jakarta. Revitalisasi rute itu disebutnya penting agar moda transportasi yang lebih massal seperti Transjakarta maupun kereta api bisa beroperasi lebih baik. "Jadi harus restrukturisasi rute agar coverage angkot lebih luas di penjuru Jakarta," katanya.
Selain mencakup wilayah yang luas, perubahan desain itu juga penting agar program mengurai kemacetan sejalan dengan program Jokowi lainnya, seperti penambahan rumah susun. Menurutnya, program rumah susun nantinya bakal menjadi titik perkumpulan warga yang baru. Hal itu harus diantisipasi dengan ketersediaan moda transportasi massal yang memadai agar kemacetan tidak makin semrawut.
Minimnya sarana transportasi massal dan bertambahnya titik perkumpulan warga yang baru dianggap hanya bakal memperparah kemacetan. Tri mengatakan, pemerintah harus menyiapkan infrastruktur yang memadai agar masyarakat juga tertarik untuk menggunakan angkutan umum. "Kalau nyaman kan mereka tentu senang naik bus," katanya.
Karena itu, Tri menilai perlu ada perubahan desain transportasi di Jakarta agar bisa mengurai kemacetan secara signifikan. Hal itu dinilai sejalan karena perubahan rute angkot bakal mendukung program kerja dari pemerintah sendiri. "Karena sampai saat ini hampir tidak ada program transportasi yang terhubung dengan program lain," ujar dia.
DIMAS SIREGAR
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Kongres Dukung Jokowi Presiden 2014 di Bandung
Jokowi Tolak Bayar Sewa Stan di PRJ Kemayoran
Ada 'Kartel' Kerak Telor di PRJ Kemayoran
Ahok Rela Taman Monas Rusak Karena PRJ