TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, keributan yang terjadi di Tanah Abang pasti didalangi pihak tertentu. Dia juga menyebut para pedagang itu dikompori agar tak mau direlokasi.
Ahok menduga, pihak yang membenturkan pedagang dan pemerintah di Tanah Abang memiliki agenda politik. "Orang-orang kan pada takut kalau Pak Jokowi maju jadi presiden, karena gayanya enggak bisa ditiru," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 23 Juli 2013. (Lihat: Pedagang Tenah Abang: Ahok Jangan Terlalu Kejamlah!)
Kecurigaan itu muncul karena pemerintah sudah melakukan sosialisasi bahwa pedagang kaki lima masih diizinkan berjualan selama Ramadan, yang penting tidak menghalangi lalu lintas. "Pak RW, preman juga sudah tahu," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu.
Pemprov, kata dia, sengaja menggunakan siasat kejar-kejaran ala Tom and Jerry. "Kami kan videokan, nanti ketahuan siapa saja yang suka demo, bisa dilihat punya KTP DKI atau tidak, atau benar-benar pedagang. Jangan-jangan hanya bayaran saja," kata dia.
"Sekarang mereka merasa ada yang membekingi, tapi kalau biangnya sudah kita tangkap juga mereka pasti takut," kata Basuki lagi. Dia juga mengaku tak takut dituduh melanggar hak asasi manusia. Sebab, jika ada pihak yang mengatakan mereka menzalimi PKL, Ahok menganggap mereka membangun opini negatif tentang Pemprov DKI.
Ditemui secara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga mengaku masih mengizinkan PKL Tanah Abang berdagang selama Ramadan. "Kita beri toleransi sampai lebaran, tetapi tetap jangan mengganggu lalu lintas," kata dia di Balai Kota, Selasa.
Dia optimistis para pedagang kaki lima itu mau direlokasi. "Semua butuh proses," kata dia. pemprov DKI juga bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Metro Jaya.
ANGGRITA DESYANI
Berita terkait:
Cara Ahok Atasi Pasar Tumpah Selama Ramadan
DKI Berencana Relokasi 1.000 PKL
Ahok Sebut Pembangunan Jakarta Barat Timpang
Monas Fair Belum Dapat Persetujuan Pemprov