TEMPO.CO, Balikpapan - Pembangunan Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, terganggu pengerjaannya menyusul terjadinya krisis semen sebagai bahan baku. Pembangunan bandar udara utama di Kalimantan Timur ini sebenarnya dijadwalkan segera diresmikan pada akhir tahun 2013.
"Semen di Kalimantan sangat sulit pasokannya. Beda halnya dengan di Jawa dan Bali. Kami juga sedang mengerjakan proyek di Bali, dan di sana pasokannya normal-normal saja," kata pimpinan proyek pembangunan Bandara Internasional Sepinggan, Wendo Asrul Rose, Selasa, 30 Juli 2013.
Wendo mengatakan, pembangunan Bandara Sepinggan membutuhkan pasokan semen sedikitnya 250 meter kubik per harinya. Namun dalam pelaksanaanya, pembangunan Bandara Sepinggan hanya memperoleh pasokan dibawah jumlah tersebut.
"Selama ini selalu kurang. Kalau di Bali, kita pesan 1 juta meter kubik semen juga ada, tuh," ungkapnya. Menurut Wendo, pihaknya sedang mengerjakan pembangunan ruang terminal, evron, tower, hingga ruang parkir bandara, yang menelan dana Rp 2 triliun.
Keterlambatan pasokan semen dikhawatirkan akan berdampak pada peresmian penggunaan Bandara Sepinggan, yang dijadwalkan pada bulan Januari 2014 nanti. "Kalau seperti ini, jadwal Januari juga bisa molor," kata dia.
Pembangunan Bandara Sepinggan juga terkendala cuaca kota Balikpapan yang tidak menentu selama beberapa bulan terakhir ini. Hujan deras kerap mengguyur kota Balikpapan selama berjam-jam dari siang hingga malam.
"Kami jadi tidak bisa menyemen. Padahal momen paling tepat adalah waktu malam," ujarnya. Sehubungan itu, Wendo mengatakan agar PT Angkasa Pura tidak terburu-buru menyelesaikan pembangunan proyek sesuai jadwal.
Menurut dia, keterlambatan pembangunan bisa dimaklumi dengan catatan menghasilkan produk bangunan yang maksimal. "Sayang, kalau terburu buru nanti hasilnya akan kurang maksimal. Kita akan menyesal nantinya. Lebih baik sedikit terlambat, namun hasilnya bisa membanggakan kita semua," paparnya.
Apalagi operasional Bandara Sepinggan juga tidak terlalu terganggu dengan adanya aktifitas pembangunan ini. Pengelola bandara masih mampu melayani penumpang pesawat di Balikpapan, yang mencapai jumlah 6 juta jiwa per tahunnyai.
Ditanya soal ini, Manager Umum PT Angkasa Pura Balikpapan, Herry Sikado, tetap optimis pembangunan Bandara Sepinggan akan mampu diselesaikan sesuai jadwal sudah ditentukan pada Januari nanti.
Sudah ada langkah-langkah antisipasi dalam mengatasi permasalahan pasokan semen untuk pembangunan Bandara Sepinggan. "Kami sudah ada kesepakatan dengan pihak lain dalam suplai semen di Bandara Sepinggan," katanya.
Bandara Sepinggan dibangun berkonsepkan modern, etnik Dayak, serta berwawasan lingkungan. Bandara ini nantinya mampu menampung penumpang hingga 10 juta jiwa per tahunnya, sehingga bisa menjadi jumlah terbesar ketiga di Indonesia, setelah Soekarno-Hatta Jakarta dan Ngurah Rai (Denpasar).
Pada peletakan batu pertama, PT Angkasa Pura menargetkan Bandara Sepinggan sudah bisa dioperasikan pada bulan Mei 2013 lalu. PT Angkasa Pura menggandeng enam perusahaan kontraktor dalam pengerjaan fisik bangunan Bandara Sepinggan, yaitu PT Waskita Karya, PT Wika, PT PP, PT Adhi Karya, PT Jaya Konstruksi dan PT Istaka Karya.
Proses pembangunannya terbagi dalam tiga tahap, yaitu bangunan penunjang, gedung terminal serta fasilitas utama, dan terakhir infrastruktur penunjang Bandara Sepinggan.
SG WIBISONO
Topik Terpanas:
Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Hormon Daging Impor | Bursa Capres 2014
Berita Terpopuler:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`
Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung
Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat
Pengacara Mario: KPK Jangan Umbar Wacana
Jokowi Ikut Konvensi? Demokrat: Tidak Ingat