TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyetujui himbauan tak menggelar takbir akbar keliling atau konvoi pada malam menjelang Hari Raya Idul Fitri pada 7 Agustus 2013 nanti. Din mendukung permintaan Kepolisian Daerah Polda Metro kepada masyarakat Jakarta itu.
Din mendukung himbauan tersebut khusus wilayah Jakarta dan kota-kota besar lain. Alasannya, selain penggunaan motor dan kendaraan pribadi dalam pelaksanaan konvoi yang rawan kecelakaan dan kemudharatan seperti perkelahian. “Saya setuju dengan himbauan kepolisian Daerah Polda Metro Jaya, sebatas itu diterapkan di kota besar seperti Jakarta,” kata Din, Selasa, 6 Agustus 2013.
Din mendukung takbir keliling tanpa menggunakan kendaraan bermotor seperti halnya yang sering dilakukan di daerah-daerah. Essensi takbir, ujar Din merupakan upaya memahabesarkan Allah saat Idul Fitri sebagai hari kemenangan. Essensi tersebut merupakan paduan antara hakikat dan syiar. “Jika masyarakat kota besar yang menggunakan motor untuk mudik takbir maka syiarnya dapat tapi hakikatnya kurang,” ujar Din.
Kepolisian Daerah Metro Jaya menghimbau masyarakat tidak melakukan takbir keliling di jalan atau konvoi saat malam takbir Idul Fitri 1434 H. Juru Bicara Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan lebih baik warga muslim Jakarta melakukan takbir keliling di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Takbir keliling itu, ujar Rikwanto lebih baik diisi dengan kegiatan yang kreatif. Rikwanto menegaskan, imbauan kepolisian berkaca dari pelaksanan takbir keliling di Jakarta pada tahun sebelumnya yang sering kecelakaan dan ada perkelahian.
Wakil Sekjend Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen menganggap imbauan itu tak ubahnya pengerdilan terhadap Islam di negara mayoritas muslim. (Baca: Nekat Takbir Keliling? Awas Kena Tilang)
GALVAN YUDISTIRA