TEMPO.CO , Jakarta:Menjelang Idul Fitri banyak pedagang bunga musiman dari luar daerah Jakarta datang ke TPU Karet Bivak, Jakarta. Dalam pantauan Tempo, Rabu, 7 Agustus 2013 siang, terdapat beberapa kios bunga memenuhi area parkir TPU.
Beberapa di antara mereka mengaku sebelumnya berprofesi sebagai buruh tani di Tegal, Jawa Tengah. Mereka datang ke Jakarta saat memasuki bulan Ramadan dan Idul Fitri. Sofyan, 57 tahun, mengatakan saat memasuki bulan suci, dia bersama istrinya datang ke Jakarta untuk menjual bunga tabur di pemakaman Karet Bivak. "Saya hanya pedagang musiman, habis lebaran beberapa hari juga sudah pulang kembali ke Tegal," kata Sofyan. "Ya memang ini adalah momen untuk mencari rezeki di Jakarta."
Sofyan mengaku penghasilanya sebagai penjual bunga tabur terbilang fluktuatif. Satu kantong kecil bunga tabur dihargainya senilai Rp 5ribu. Sedangkan untuk modal awal, Sofyan harus membeli bunga tabur dengan ukuran plastik besar yang bisa menghasilkan 30-35 kantong kecil.
"Meski ramai, tapi bila modalnya tinggi ya untungnya sedikit. Kami tidak mungkin menjual lebih dari 35 kantong kecil untuk satu plastik besar yang dibeli dari Pasar Bunga Rawa Belong," kata Sofyan. "Tapi, Alhamdulillah semuanya terjual laku."
Di sudut lain, pedagang yang juga berasal dari Tegal adalah Tono, 60 tahun. Tono mengungkapkan hal yang sama seperti Sofyan. Namun kios Tono hanya menjual air mawar. "Saya hanya menjual mawar," kata Tono.
Baca Juga:
"Biasanya mawar kalau hari biasa hanya dijual Rp 10ribu, perbotol kecil. Jika lebaran kami hanya menaikkan harga Rp 2ribu, jadi Rp 12ribu," ujar Tono. "Keuntungannya juga tidak terlalu besar, yang penting saya bisa ada ongkos kembali ke Tegal saja."
REZA ADITYA RAMADHAN