TEMPO.CO, Jakarta - Kepatuhan terhadap pemerintah ternyata tak hanya mengacu pada aturan yang diterapkan, namun juga kedekatan emosional. Kasih, 50 tahun, seorang pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, misalnya, mau mematuhi perintah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang melarang PKL berjualan di bahu jalan lantaran sama-sama berasal dari suku Jawa.
"Kami sama-sama Jawa-nya," kata pedagang bumbu dapur ini kepada Tempo, Selasa, 20 Agustus 2013. Kasih tak lagi berdagang di bahu Jalan Baru, Pasar Minggu. Kini dia menempati lokasi binaan yang letaknya sekitar 500 meter dari tempatnya berdagang dahulu.
Meski penghasilan yang diperolehnya saat ini tak seberapa dibanding dahulu, Kasih mengatakan, kondisi seperti ini lebih baik ketimbang barang dagangannya disita petugas Satpol PP.
Pedagang lain, Sumiyati, 50 tahun, juga mengeluhkan pembeli berkurang. "Pendapatan yang saya peroleh tak sampai sepertiga penghasilan yang dahulu," ujar pedagang buah ini. Namun dia juga pasrah. Sumiyati belajar dari penertiban Tanah Abang. "Tanah Abang yang besar gitu aja ditertibin."
ATMI PERTIWI
Topik terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim | Rusuh Mesir
Berita lainnya:
Ini Nasib Tragis Lima Tokoh yang Kontroversial
Para Jawara di Tenabang
Toyota Luncurkan New Kijang Innova
CIA Akui Berada di Balik Kudeta Iran
Petinggi Kernel Oil Bungkam Lagi