TEMPO.CO, Jakarta - Devi Novita, 16 tahun, putri kedua Brigadir Kepala Sukardi, menangis histeri ketika melihat jenazah ayahnya itu sebelum dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Rawamangun, Jakarta Timur. Saat ini jenazah disemayamkan di aula Asrama Polri Cipinang Baru, Pulogadung.
Di dekat jenazah, Devi sesenggukan sambil mengusap wajah ayahnya. Beberapa orang menenangkan Devi dan memintanya ikhlas. Bukannya menurut, Devi makin meronta histeris. "Ayah bangun, ayah bangun," ucap Devi sambil menangis pilu.
Lebih dari setengah jam Devi tidak beranjak dari sisi jenazah ayahnya. Siswi kelas II SMP Setia Bhakti itu tampak lelah dan akhirnya duduk di kolong peti jenazah Bripka Sukardi. Kesedihan juga menyelimuti kakaknya, Dita, 19 tahun.
Menurut seorang kerabat, Devi paling sering dimarahi oleh sang ayah. "Dia paling bandel, makanya sering dimarahi, tapi juga ayahnya paling peduli pada Devi," ujar kerabat Bripka Sukardi tersebut.
Anggota Provost Polisi Air ini tewas ditembak orang tak dikenal di depan gedung KPK, Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 10 September 2013, pukul 22.20 WIB. Dia langsung tewas setelah ditembak tiga kali oleh sekelompok orang berkendara sepeda motor.
Sukardi pada malam itu mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 bernomor polisi B-6671-TXL. Pria 46 tahun ini sedang mengawal enam truk yang membawa peralatan berat elevator untuk proyek Rasuna Tower.
TIKA PRIMANDARI
Topik Terhangat
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Jokowi Capres? | Miss World | Penembakan Polisi | Krisis Tahu-Tempe
Berita terkait:
Ini Yamaha Vixion, Motor Penembak Polisi di Rasuna
Ditembak, DPR Nilai Bripka Sukardi Salahi Prosedur
Penembakan Polisi di Rasuna, Ini Rilis Resmi Polda