TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Ronnie Franky Sompie mengatakan, kepolisian tak akan membeberkan kemungkinan identitas pelaku penembakan anggotanya di Kuningan, Jakarta. Ini didasari kekecewaan Polri karena penyebaran sketsa pelaku penembakan di Pondok Aren tak mendapat umpan balik dari masyarakat.
"Untuk kasus Kuningan, kami ubah pola. Sebelum tertangkap tersangkanya, kami tidak akan buka identitas," kata Ronnie dalam diskusi di Cikini, Sabtu, 14 September 2013.
Menurut dia, dalam kasus penembakan dua anggota di Pondok Aren, polisi langsung menyebar sketsa wajah, ciri-ciri, dan identitas pelaku. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada tanggapan dan informasi dari masyarakat. "Nurul alias Jack dan Hendi sudah kami sebar sketsanya," kata Ronnie.
Ia juga menyatakan, dalam tahap pengejaran, peran masyarakat sangat dibutuhkan karena adanya kemungkinan disembunyikannya pelaku oleh sindikat. Hal ini juga sudah terbukti dari sejumlah penangkapan pelaku teroris besar yang didahului laporan masyarakat, seperti penangkapan pelaku bom Bali. "Ini tinggal menangkap saja. Kita sedang berupaya mengendus, maka butuh bantuan masyarakat."
Ronnie juga berpendapat, kepolisian di luar negeri memiliki kisah yang sama mengenai peran masyarakat. Salah satunya adalah kasus bom Boston yang terungkap setelah masyarakat memberikan laporan keberadaan dua pelakunya.
Dua anggota Polsek Pondok Aren, Brigadir Dua Maulana dan Ajun Inspektur Dua Kus Hendratma, meninggal setelah ditembak orang tidak dikenal dalam jarak sekitar 2-3 meter di Jalan Graya Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Penembakan sekitar pukul 21.30 WIB pada 16 Agustus itu terjadi saat Aipda Kus sedang berpatroli menggunakan sepeda motor.
Dalam sketsa yang disebar polisi, pelaku pertama diperkirakan berusia 27 tahun, tinggi 168 sentimeter, dengan kulit berwarna hitam. Pelaku juga digambarkan bertubuh kurus dengan rambut tipis ikal dan memakai kaus berkerah warna cokelat.
Pelaku kedua disebut berambut gondrong dengan hidung besar. Ketika kejadian, dia memakai jaket hitam dari bahan parasut. Usianya diperkirakan 30 tahun dengan tinggi 170 sentimeter.
Sedangkan di Kuningan, anggota Provost Bripka Sukardi tewas ditembak. Dia terkapar di tengah jalan jalur sepeda motor dengan luka tembakan di perut dan dada. Sukardi sedang mengendarai epeda motor Honda Supra X 125 bernomor polisi B-6671-TXL sendirian saat mengawal enam truk bak terbuka.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita terpopuler:
Korban Kecelakaan Dul Mengamuk, Cabuti Alat Medis
Polisi Periksa Pelapor Casting Online Model Bugil
Ingin Jenguk Dul, Mobil Pacar Jupe Terbakar
Lagi, Polisi Ditembak di Depok
Tolak Miss World, FPI Demo di Penyeberangan Bali