TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan pekerjaan 28 kampung deret sudah dimulai. Berbeda dengan kampung deret Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, yang digarap dengan dana corporate social responsibility (CSR).
"28 kampung deret ini dikerjakan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah," kata Jokowi, sapaan akrab mantan Wali Kota Solo ini di Jakarta pada Ahad, 15 September 2013. Menurut dia, per rumahnya mendapat alokasi Rp 1,5 juta, maksimal ukuran 36 meter persegi. Sehingga, mereka yang punya tanah di atas dari 36 meter persegi tidak akan dibayar lebih. Karena maksimal alokasi yang disediakan Rp 54 juta.
Secara teknis, pengerjaan kampung deret ini digarap langsung oleh warga dengan desain dari Pemerintah. Tidak menggunakan kontraktor. Hanya DKI menyediakan konsultan dan pengawas agar pekerjaan sesuai dengan rancangan.
Jokowi mengatakan proyek percontohan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, lah yang menjadi percontohan. "Jadi kalau ada warga protes dan takut saya bawa ke sana (Tanah Tinggi)," ujarnya. (Baca: Jakarta Bangun 100 Blok Rumah Susun pada 2014)
Berikut 28 titik kampung deret tersebut:
1. Jakarta Pusat: Bungur, Bendungan Hilir, Kebon Sirih, Cempaka Putih, Utan Panjang, Petojo, Kemayoran, Galur, Tanah Tinggi, dan Karanganyar.
2. Jakarta Barat: Tambora, Kalianyar, dan Kapuk.
3. Jakarta Utara: Tanjung Priok, Semper Barat, Tugu Utara, Marunda, Pademangan Timur, Cilincing, dan Pejagalan.
4. Jakarta Selatan: Petogogan, Gandaria, dan Pasar Minggu.
5. Jakarta Timur: Klender, Pisangan Timur, Jatinegara, dan Cipinang Besar Selatan.
SYAILENDRA
Berita Lainnya:
Cerita Masa Kecil Ahok di Bangka Belitung
Ahok Ungkap Rahasia Tersohornya Belitung Timur
SNSD Awali Konser dengan Indonesia Raya
MNC: Miss Uzbekistan Sah Mewakili Negaranya
Preman Siksa secara Seksual Janda Penjual Kopi
Inul Daratista Pernah Tidur di Kamar Ahok