TEMPO.CO, Depok -Sebanyak lima preman yang biasa memalak angkutan kota (Angkot) di Terminal Depok digiring ke Markas Polres Kota Depok, Selasa sore, 24 September 2013. Mereka tidak sadar diintai polisi berpakaian preman.
"Mereka tertangkap tangan ketika malak, semuanya preman yang biasa di terminal," kata Kepala Bagian Operasional Polresta Depok Komisaris Suratno, Selasa 24 September 2013.
Kelimanya adalah Rio, 21 tahun; Khatur, 25 tahun; Harianto alias Kampret, 19 tahun; Riza, 23 tahun; dan Hermalana, 23 tahun. Mereka semua bertato pada tubuhnya yang tampak karena polisi melucuti pakaian mereka ketika digiring ke ruang penyidik.
Suratno mengatakan, polisi menyita uang ratusan ribu rupiah dari kelima pelaku sebagai barang bukti. Namun, dia memastikan para preman itu tidak membawa serta senjata tajam. "Semuanya dari Jakarta,” katanya.
Menurut Suratno, razia dilakukan lantaran ada laporan bahwa marak premanisme di terminal Depok setiap sore. Benar saja, beberapa anggota polisi yang memakai pakaian preman dan menumpang angkot yang keluar masuk terminal menemukan praktek pemalakan itu. "Sampai ada yang mau melawan, tapi langsung ditodong (senjata) oleh anggota," katanya.
Terjaringnya lima orang ini, menambah jumlah preman yang terjaring razia Polresta Depok sepanjang Selasa 24 September 2013 ini. Polisi telah membekuk sebanyak 10 orang pada pagi.
Salah satu dari mereka, Harianto alias Kampret mengaku dirinya memang setiap hari tinggal di terminal. "Saya di Master (Sekolah Masjid Terminal)," katanya. Tangannya lah yang ditangkap petugas ketika sedang memalak.
ILHAM TIRTA
Terpopuler
BBM Untuk Android Tak Jadi Dirilis Pekan Ini
Inilah Hasil Blusukan Indra Memburu Garuda Muda
Pengakuan Perwira Polisi Penerima Dana Labora
Ruhut Tantang Penentangnya di Komisi III