TEMPO.CO, Jakarta - PT Jakarta Monorail mengerjakan kembali proyek kereta massal Monorel yang mangkrak sejak 2004. Pada tahap pertama yaitu pembangunan di jalur hijau sepanjang 11 kilometer. Stasiun Dukuh Atas akan menjadi yang terbesar, karena terintegrasi dengan Transjakarta, mass rapid transit, dan kereta. (Baca: Begini Desain Stasiun Monorel Jakarta)
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meresmikan proyek pembangunan monorel jalur hijau Semanggi-Sudirman ini, Rabu, 16 Oktober 2013. Selisih sepekan setelah groundbreaking proyek mass rapid transit (MRT). Peletakan batu pertama berlangsung di kawasan Setia Budi Utara, tepatnya di sekitar Tugu 66. Di kawasan tersebut, masih terlihat sisa-sisa tiang pancang proyek monorel yang terbengkalai. (Baca: Tiang Monorel Lama Akan Dipermak)
Warga Jakarta, khususnya seputar kawasan Kuningan, menyambut gembira dimulainya kembali proyek monorel, seperti Yulfrida Simanjuntak, 33 tahun, warga Kuningan Madya. "Ini berita bagus karena kehadiran monorel sudah ditunggu-tunggu. Di beberapa negara tetangga fasilitas monorel bermanfaat dan dinikmati masyarakat," kata Yulfrida kepada Tempo, Rabu, 16 Februari 2013. "Saya berharap warga jakarta juga bisa merasakan manfaat yang sama."
Yulfrida optimistis monorel menjadi jawaban atas problem kemacetan lalu lintas yang mendera warga Jakarta. Dengan catatan, selama transportasi massal tersebut nyaman dan beroperasi 24 jam. Sehingga, kata Yulfrida, warga akan memilih menggunakan monorel dibanding kendaraan pribadi, jadi bisa mengurangi kemacetan. (Baca: Tiket Monorel Paling Mahal Rp 15 Ribu)
Yulfrida mengaku tak keberatan dengan konsekuensi terjadinya kemacetan selama proyek pembangunan berlangsung. Toh, hari-hari biasa sudah macet. "Kalau sifatnya sementara hanya sampai pembangunan selesai, saya kira tidak masalah, mungkin bisa menggunakan alternatif jalur lain," kata Yulfrida. "Asal jadwal pembangunan jalur monorel tidak memakan waktu lama, apalagi sampai ditunda-tunda. Harus ada deadline yang ketat."
Demikian pula yang diungkapkan Sahala Lumbanraja, 30 tahun, karyawan yang bekerja di kawasan Jalan Gatot Subroto, Kuningan. Ia berharap proyek monorel tak sekadar dimulai, namun benar-benar diselesaikan hingga tuntas. Sahala berharap proyek itu tidak mangkrak lagi seperti yang sudah terjadi. (Baca: Jalur Monorel Blue Line Selesai dalam Tiga Tahun)
Sahala juga optimistis monorel sanggup menjadi solusi mengurangi jumlah kendaraan yang beredar di Jakarta, asalkan dibarengi peraturan pengurangan pemakaian kendaraan pribadi di hari kerja dan mengurangi penjualan kendaraan roda empat dan roda dua. Berjalannya kembali proyek monorel memang membuat Sahala khawatir terjebak macet lantaran sehari-harinya melewati kawasan yang jalurnya bakal dilalui monorel.
Toh, ia berharap pada hasil akhirnya. "Bukan sekadar dimulai lagi tapi juga ada akhirnya, ya, monorelnya jadi," ujarnya.
Adapun PT Jakarta Monorail akan memasang pear atau fondasi kolom lanjutan dari kawasan ini ke arah utara, Dukuh atas. Jalur hijau ini memiliki panjang 11 kilometer. Rutenya adalah Sudirman Dukuh Atas-Setiabudi Utara-Kuningan Sentral-Taman Rasuna-Casablanca-Gran Melia-Gatot Subroto-Satria Mandala-Komdak-SCBD-Gelora Bung Karno-Jalan Asia Afrika-Stadion Madya-Palmerah-Karet-Dukuh Atas. (Baca: Cara Jokowi Mengawal Proyek Monorel).
NIEKE INDRIETTA
Berita Lainnya:
Ani Yudhoyono Marah di Instagram, Pakai Kata Bodoh
Detik-detik Pembunuhan Holly Angela Versi Polisi
Lurah Susan Berkerudung, Pimpin Acara Kurban
Raih Anti-Corruption Award, Ini Reaksi Ahok
Profil Trio Pengusaha Indonesia Pemilik Inter
Setahun Gubernur: Ini Kisah-kisah Lucu Jokowi